⊹ quattro ⊹ ⁴

45K 3K 28
                                    

"Entah perasaan mama saja atau gimana yaa, tapi kalau dilihat lihat Ezra sangat mirip sama Papa."

Anita mulai membuka pembicaraan mereka sudah sampai dirumah, dan kini sedang berkumpul diruang keluarga.

"Iyaa, menurut Elio juga gitu." Sang anak rupanya menyetujui ucapan Anita.

"Masa sih? Bagian mana miripnya?" Tanya Arjuna, ia kini duduk sambil merangkul istrinya.

"Mata, bibir sama hidung kamu tuh mirip banget mas. cuma yaudah ngga perlu terlalu di pikirin. Mungkin ini efek aku terlalu kangen sama baby aja kali ya."

Karena ucapan terakhir Anita, suasana di ruangan itu berubah. Mereka langsung merasa sedih tentu saja, keluarga kecil itu sangat mengharapkan satu tambahan lagi yang hadir dikeluarga ini.

Arjuna menghela nafas, ia berdehem Pelan."Sebenarnya, baby ngga meninggal."

Akhirnya kalimat itu keluar dari bibir Arjuna, kalimat yang sebenarnya tak siap untuk ia ucapkan.

Terkejut? Tentu saja, bahkan jantung Anita rasanya seperti berhenti berdetak. benarkan anak bungsunya belum meninggal? Lalu kemana ia sekarang?

Air mata itu meluruh dengan derasnya, ia menggelengkan kelapa pelan, "Maksudnya apa mas?"

"Iyaa, maksud papa apaan sih?" Elio ikut berbicara.

"Papa juga baru tau satu tahun yang lalu." Belum lagi Arjuna melanjutkan ucapannya, Istrinya kini menyela

"Lalu kamu nyembunyiin fakta sebesar ini selama satu tahun sama aku, sama Elio Mas? Jahat kamu."

Melihat istirnya yang terisak pelan, Arjuna langsung membawa kedalam dekapannya. Ia mengelus punggung bergetar itu pelan. Sementara diujung sofa, Elio terlihat menundukkan kepalanya dan sesekali tangan itu memijat keningnya pelan.

"Aku cuma takut aku ngga bisa menemukan baby, terus semakin ngebuat kalian ngerasa sedih. Setahun ini aku lagi coba cari baby, cuma belum ada hasil apapun sayang."

Reaksi Istri dan anaknya kini sama persis seperti reaksi Arjuna saat bawahannya memberi tahu bahwa putra bungsunya tidaklah meninggal, melainkan diculik oleh para pesaingnya di dunia bisnis.

"Yaudah, yang pentingkan kita udah tau kalo baby masih hidup. Sekarang tugas kita cuma cari tau dimana baby sekarang aja, iyakan?" Ucap Elio.

"Iyaa, tapi itu ngga mudah, nak."

"Elio tau, tapi apa kalian ngga mau cari tau lebih lanjut tentang latar belakang Ezra?"

Ah anak itu, sepasang suami istri itu langsung bersitatap. Apakah mereka harus? Bagaimana jika Ezra bukan anak bungsu yang selama ini mereka cari. Rasanya Arjuna tak sanggup untuk merasakan kekecewaan untuk kesekian kalinya.

Namun berbeda dengan istrinya, kini wanita cantik itu mengangguk dengan cepat menyetujui ucapan anaknya.

"Aku setuju mas, kita coba dulu ya?"

"Tapi kalo hasilnya ternyata salah gimana?  papa ngga mau buat kalian kecewa."

"It's okay papa, itu artinya kita harus usaha lebih keras lagi."

𖢷 ⊹ ꒰♡꒱ ⊹ 𖢷

Sementara di rumah sakit, kini Ezra sudah ditemani oleh kakek dan nenek.Ezra sedang makan malam, ada suster yang membawakannya tadi.

Ia menerima suapan terakhir dari sang nenek dengan senang hati. Makanan rumah sakit ternyata enak, walau agak terasa hambar dilidah Ezra. Tapi ini tetap enak, karena ia jarang bisa makan makanan seperti ini.

Ezra, anak bungsu. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang