⊹ diciannove ⊹ ¹⁹

25.6K 1.7K 9
                                    

Kalian ingat tidak saat Elio meminta kedua orang tuanya untuk membawa ia dan Ezra untuk pergi berlibur ke suatu tempat?

Katanya, ini liburan pertama mereka bersama Ezra.

Dan saat ini, sang kepala keluarga sudah punya tempat yang akan ia kunjungi bersama keluarganya. Malam ini, mereka semua di perintahkan Arjuna untuk bersiap karena besok subuh mereka akan langsung berangkat menggunakan pesawat.

Elio bersorak senang, ia langsung berlari masuk kedalam kamar dan menyiapkan apa saja yang akan ia bawa untuk pergi berlibur. Kali ini, ia tak boleh sampai lupa untuk membawa kamera. Karena niatnya ia akan memfoto dan memvideokan banyak momen tentang Ezra.

Yang lain pun sama, Anita sedang membereskan apa saja yang akan mereka bawa. Mulai dari baju ganti sampai beberapa cemilan yang disukai anak dan suaminya untuk menemani perjalanan mereka.

"Bawa ni Ma." Ezra datang dengan boneka gurita di pelukannya.

"Boleh, mama masukan kedalam koper ya."

Anita kira Ezra hanya akan membawa satu boneka, jadilah ia izinkan. Namun nyatanya tak lama kemudian Ezra kembali dengan tangan penuh dengan boneka boneka dirinya yang lain.

"Ni juga ma." Ezra menyerahkan boneka beruang, Dinosaurus, dan Hiu pada ibunya agar segera di masukan kedalam koper.

"Kebanyakan dek, satu saja ya."

"Satu saja?"

"Iya, satu saja. Ngga muat kopernya kalo bawa empat."

Koper yang mereka bawa memang bukan koper besar karena mereka hanya pergi dan menginap tak sampai tiga hari. Jadi lebih baik membawa koper berukuran kecil, agar tak merepotkan mereka nantinya.

Muka Ezra berubah masam, bibirnya melengkung kebawah. Namun tak ayal ia langsung meletakan boneka boneka tadi ketempat semula.

"Kasian kalo ndak di bawa boneka-na." Ah, ia masih mencoba membujuk rupanya.

"Ngga dong, kan bonekanya banyak temannya disini."

Ezra terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Ndak jalan jalan dong bonekanya."

"Ngga papa, nanti mama suruh buat jagain rumah ya." 

Ezra menyerah, ia memilih tak menjawab ucapan sang ibu karena ternyata Anita selalu punya cara untuk membalas ucapannya.  Ezra akhirnya menghampiri Arjuna yang kini terkekeh geli mendengar pembicaraan istri dan anaknya.

"Kasian anak papa." Ayah dua anak itu membawa anak terakhirnya ke pangkuan. Ia mengelus wajah anaknya yang terlihat tak bersemangat.

"Kasian boneka, ndak di ajak jalan jalan."

"Iya, kapan kapan aja ya ajak jalan jalannya." Arjuna mencoba mengembalikan binar wajah Ezra, dan berhasil. Ezra menatap papanya, "benal ya?"

"Benar dong."

Tak berselang lama, Elio datang dengan ransel besar yang berada di punggungnya. Ia juga membawa kamera dengan tali menggantung di leher, Elio mengarahkan kamera itu pada Ezra.

"Adek, senyum." Titahnya. Ezra menurut, ia langsung menunjukan senyum terbaik hingga gigi susunya terlihat.

Flash dari kamera menyala, spontan membuat Ezra memejamkan matanya.

"Yah, merem hasilnya."

"Ulang dong, sekarang sama mama." Anita ikut bergabung, ia langsung menggendong Ezra dan berpose.

Elio menghela nafas, memang begitulah kelakukan ibu ibu, "Satu, dua, ti-"

Ckrekk.

Ezra, anak bungsu. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang