⊹ sedici ⊹ ¹⁶

27.8K 2K 16
                                    



Seluruh keluarga Gavinandha pagi ini sudah berada di dapur, tak terlalu pagi juga sebenarnya karena ini sudah jam sepuluh.

Namun intinya, mereka sudah sangat sibuk membuat beberapa makanan karena keluarga Gavinandha yang lain akan datang kerumah.

Anita yang sedang memasak, sedangkan para lelaki ditugaskan untuk memotong bahan bahan yang akan dimasak Anita.

"Bukan gitu cara potongnya, agak miring dikit gini loh." Anita mencontohkan bagaimana ia biasanya memotong cabai pada sang suami.

"Abang, wortelnya dikupas dulu baru dipotong."

"Adek, adek duduk aja ya."

Sedari tadi ibu dua anak itu tak ada diamnya, badan yang terus bekerja sedangkan mulut yang terus mengeluarkan titah.

Sebenarnya Arjuna sudah bilang tak perlu seperti ini karena yang datang hanya ibu, ayah dan kakak Arjuna saja. Namun istrinya malah berucap,

"Nggak papa, sesekali mas."

Jika sudah seperti itu, Arjuna sudah tidak bisa melakukan apapun lagi selain menurut dan membantu kemauan sang istri.

"Mama, adek mau pipis."

"Sama abang dulu ya, mama lagi ribet ini. Abang tolong temenin adeknya dulu dong."

Elio langsung meletakan kembali wortel yang akan ia kupas dan berganti menuntun Ezra menuju kamar mandi yang berada di dekat dapur.

"Abang tunggu sini ya." Ezra mengangguk, ia masuk kedalam kamar mandi dan menuntaskan apa yang harus ia tuntaskan.

"Sudah."

"Oke, let's go kita bantu mama lagi."

Tangan yang lebih besar itu menggandeng tangan kecil Ezra untuk berjalan kedapur, namun yang dituntun justru tak bergerak sama sekali dari posisinya.

Elio menoleh kebelakang, dan terlihat Ezra yang kini hanya diam ditempat, "ayo? Udah ditunggu mama loh."

"Gendong." Ezra mengulurkan kedua tangannya keatas.

Walaupun agak bingung dengan sikap adiknya, namun tak ayal Elio tetap membawa tubuh mungil itu kegendongan koalanya.

Ia melangkahkan kaki kembali menuju dapur, terlihat disana sepertinya Arjuna baru saja membuat kesalahan. Karena terbukti dari wajah Anita yang seperti menahan marah dan bibirnya terus bergumam kesal.

"Ma, adek kayaknya ngantuk." Elio mengayun ayun Ezra yang masih dalam gendongannya. Mata bening anak itu sudah terlihat sayu

"Astaga, ini udah jamnya adek bobo. Mama lupa." Anita langsung membuat satu botol susu yang biasa anaknya minum. "Abang temenin adek bobo ya, tanggung mama sebentar lagi selesai." Lanjutnya.

Elio menerima botol susu yang Anita berikan, ia kembali menimang tubuh adiknya seraya berjalan kedalam kamar.

Sepertinya Ezra sudah benar benar mengantuk, lihatlah kini kepalanya yang tersandar sepenuhnya pada bahu Elio. Dan Elio dengan sigap mengelusnya.

Dengan perlahan ia rebahkan badan mungil adiknya pada ranjang yang empuk, "Adek mau susu?" Pertanyaan itu dijawab anggukan lemah oleh Ezra

Rasa manis langsung menyapa mulutnya ketika sang kakak memberikannya sebotol dot susu. Ezra mengisap dot itu dengan kuat sehingga air susu itu keluar dengan derasnya. Tangan satunya memegang dot dan dibantu oleh Elio, sedangkan yang satunya lagi terbaring bebas di kasur.

Ezra, anak bungsu. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang