⊹ ventuno ⊹ ²¹

23.5K 1.5K 9
                                    

Langit berubah gelap saat matahari sudah selesai bertugas, kini di gantikan oleh sang bulan yang terlihat sangat terang di gelapnya malam.

Malam ini begitu dingin, namun tak sedikitpun menyurutkan niat mereka. Dua lelaki dewasa berbadan kekar datang membawa sebuah alat untuk memanggang dan juga beberapa bahan yang akan mereka butuhkan.

Di belakang dua lelaki itu ada Arjuna yang dengan santainya berjalan dengan menenteng sebuah plastik hitam berisikan beberapa daging.

Anita menatap heran dua lelaki yang tadi menaruh alat pemanggang dan langsung pergi begitu saja, akhirnya ia putuskan untuk bertanya pada Arjuna. " Mereka siapa mas?"

"Yang biasa jaga villa ini."

Anita mengangguk percaya dan mulai melumuri daging yang Arjuna bawa dengan bumbu barbeque. Sedangkan Elio yang juga berada tak jauh dari sana menatap papanya dengan tatapan curiga, namun hanya di balasan kedipan sebelas mata oleh Arjuna. [Wink]

Elio paham, Arjuna tak mungkin begitu saja membawa keluarganya pergi tanpa penjagaan yang ketat. Namun itu semua bertolak belakang dengan Anita yang sangat enggan ketika sang suami mulai membawa beberapa bodyguard. Karena katanya itu membuat ia merasa tak nyaman.

Maka dari itu Arjuna menyuruh beberapa bodyguard yang ia punya untuk berpura pura menjadi penduduk sekitar atau tukang villa.

Kembali pada mereka, saat ini ada Anita yang sedang memanggang beberapa daging sapi dan sosis. Lalu tak jauh dari Anita ada Arjuna yang sedang membangun satu tenda berukuran sedang untuk mereka bersantai malam ini dan di tak jauh di depan Arjuna ada Elio yang sedari tadi masih mencoba menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka.

Jika kalian bertanya di mana Ezra, anak manis itu kini sedang duduk santai di sebuah bangku beralaskan bantal sofa. Tangan kanan memegang dot susu, dan tangan satunya memegang boneka octopus kesayangan. Anak itu dengan santainya memperhatikan mereka yang sedang begitu repot dengan tugas nya masing masing.

Sesekali ia keluarkan tawa kecil ketika melihat Elio yang menggerutu karena api unggun yang coba ia buat tak kunjung menyala.

"Bisa nggak bang?" Tanya Arjuna, ketika lelaki itu menyadari api yang anaknya coba nyalakan tak kunjung menyala.

"Belum pa, susah."

"Pake bensin aja bang, biar cepat. Keburu matang itu daging yang mama panggang."

Elio menyetujui, "Ada di mana bensinnya?"

"Minta sama penjaga villa yang tadi."

Setelahnya Elio berjalan kearah sebuah rumah kecil yang tak jauh dari villa ini, jika kalian keluar dan membuka pagar maka sudah langsung terlihat rumah kecil itu.

Selagi menunggu Elio kembali, Arjuna memilih menghampiri anak bungsunya yang masih asik dengan dot susunya.

"Hey, asik banget sendirian aja."

Ezra mendongak menatap Arjuna yang berdiri menjulang tinggi di depannya, "Papa, octopus adek mau belenang katanya."

"Masa sih?" Arjuna berjongkok menyetarakan tingginya dengan sang anak, ia usap pulang poni panjang Ezra yang belum sempat di potong.

"Iya, dia bilang sendili sama adek." Wajah Ezra terlihat begitu serius ketika mengucapkan itu membuat Arjuna gemas melihatnya.

"Tapi sekarang sudah malam, sudah gelap. Gimana dong?"

"bialin, kan ada lampu bial ndak gelap." Arjuna tersenyum mendengar jawaban Ezra, anak manis itu selalu punya jawaban atas perkataan yang di ucapkan oleh orang sekitarnya.

Ezra, anak bungsu. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang