⊹ nove ⊹ ⁹

38.4K 2.5K 14
                                    

"Wahhh, kelen kamalnya." Ucap Ezra dengan polosnya ketika mereka masuk kedalam kamar tidur anak itu.

Pasangan itu tak bisa berkata apa apa lagi, mereka hanya tertawa melihat tingkah anak bungsunya. Entahlah, sepertinya Ezra adalah tipe anak yang akan langsung mengucapkan apapun yang ada dalam pikirannya.

"Kalau gitu sekarang baby mandi ya. Mau dimandikan sama mama atau papa?" Tanya Anita seraya menyiapkan pakaian untuk Ezra.

Tenang saja, seluruh keperluan anak bungsunya sudah terlengkapi mulai dari kepala hingga ujung kaki. Keluarga Gavinandha sangat memanfaatkan sepuluh hari tak bertemu Ezra dengan baik, mereka bahkan menyiapkan ruang khusus bermain untuk anak itu yang berada tepat disebelah kamarnya.

Kamar Ezra pun memiliki pintu penghubung dengan kedua orang tuanya. Ya, walaupun Ezra akan tetap tidur dengan Arjuna dan Anita.

Arjuna mendekatkan dirinya kearah Ezra, kemudian ia berbisik. 'sama papa aja mandinya, nanti kita sambil main bebek bebekan.'

Anak kecil mana yang tidak suka dengan air dan mainan? Dan tentu saja mendengar itu Ezra langsung berbinar senang.

"Mau cama papa." Ucap anak itu, Arjuna pun mengambil alih Ezra dari gendongan sang istri lalu membawanya kedalam kamar mandi.

"Wah kelen, ada bak mandinya." Ucap Ezra ketika sang papa mulai membuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuhnya dan kini medudukan dirinya didalam bathtub yang sudah terisi air dan busa.

"Mana bebeknya papa?" Ezra menagih ucapan Arjuna tadi.

"Oh iya papa lupa, sebentar papa ambil dulu ya."

Melihat Arjuna yang keluar, Ezra pun menjadi bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Akhirnya ia memilih untuk melihat lihat ada apa sajakah didalam kamar mandi barunya ini.

kamar mandi ini sangat bagus, bahkan ada bak mandi yang membuat Ezra tersenyum senang. saat dirumah kakek dan nenek tak ada yang seperti ini, jadi wajar saja kan bila ia terkesan norak?

Dahulu dikamar mandinya jika ia ingin berendam seperti ini maka nenek akan mendudukan dirinya di bak kecil yang biasa nenek pakai untuk mencuci baju.

Namun sekarang sudah berbeda, dan Ezra sangat mensyukuri hal itu. ia juga senang mama dan papanya kini sudah pulang dari kerjanya.

"Nih liat papa bawa apaa."

Atensi Ezra teralihkan, ia tersenyum lebar melihat banyak sekali mainan yang dibawa oleh papanya. Bukan hanya bebek, tapi mobil mobilan pun ada. Tangan mungil itu reflek terulur seolah meminta.

"Mau, ezla mauu papaa." Arjuna tertawa melihat Ezra yang sepertinya sudah tak sabar. Secara tiba tiba ia pun menghamburkan seluruh mainan yang ia bawa kedalam bathub.

"Yuhuuu!!." Teriak keduanya bersamaan, Ezra bahkan memekik senang karenanya.

"banyak cekaliii." Anak itu mulai memainkan banyaknya mainan yang mengambang di air.

"Papa, ada tayoo." Ucap Ezra senang.

"Iya, adek suka tayo?"

"Cuka, adek cuka nonton tayo dilumah nya pak Bayu."

Benar, memang saat Ezra tinggal dengan kakek neneknya mereka tak mempunyai televisi. Dan pak Bayu lah yang sering mengajak Ezra menonton kartun. Bahkan tak jarang Ezra sering ketiduran dirumah tetangganya itu.

Hati orang tua mana yang tak sakit mendengar kehidupan anak nya yang serba kekurangan selama ini? Arjuna tak sedikitpun menyalahkan kakek dan nenek, ia justru berterimakasih pada mereka karena sudah berbaik hati mau merawat Ezra.

Ezra, anak bungsu. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang