⊹ undici ⊹ ¹¹

36.3K 2.2K 13
                                    

Sepasang mata itu terbuka secara perlahan, samar samar telinganya mendengar suara tawa yang bersahutan.

Setelah sadar sepenuhnya, ia mencoba untuk duduk. Terlihat disamping ada suaminya yang masih tertidur pulas.

Akhirnya Anita memutuskan untuk cuci muka dan sikat gigi, barulah setelahnya ia mencari sumber suara tersebut.

Dan ternyata suara tersebut berasal dari ruang bermain putra bungsunya, Anita memutar kenop pintu dan membukanya. Terlihat disana Elio dan Ezra yang sedang bermain dan bercanda bersama.

Pemandangan seperti ini tentu merupakan awalan pagi yang indah untuk ibu dua anak tersebut, bibirnya seketika menyunggingkan senyum saat Elio terlihat sangat menyayangi adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan seperti ini tentu merupakan awalan pagi yang indah untuk ibu dua anak tersebut, bibirnya seketika menyunggingkan senyum saat Elio terlihat sangat menyayangi adiknya.

"Good morning anak anak mama, lagi bahas apa sih kayaknya seru banget?" Anita berjalan menghampiri keduanya lalu ikut duduk disalah satu Bean bag.

"Mama, cudah bangun?"

"Sudah, kok adek nggak bangunin mama?"

"Adek takut ganggu, mama." Ezra menghampiri Anita lalu memeluknya, "Maaf yaa."

Anita tersenyum melihat perlakukan manis Ezra untuk dirinya, ia mengangkat tubuh kecil itu kepangkuan. "Adek bangun jam berapa tadi?"

Ezra menggeleng pelan."Ndak tahu, abang tadi adek bangun jam belapa?"

umurnya masih jalan empat tahun, jadi wajar saja kan kalau ia belum mengerti jam?

"Jam setengah lima."

"Jam cetengah lima, Ma." Ezra mengulang perkataan Elio membuat Anita terkekeh.

"Iya sayang, adek sama abang lapar nggak?"

Kedua kakak beradik itu langsung mengangguk, lalu Anita mengajak anaknya untuk kedapur. Selagi sang mama membuat sarapan, Elio dan Ezra disuruh menunggu dimeja makan.

"Abang." Panggil Ezra.

"Ya, kenapa dek?"

"Papa ndak dibangunin?"

Karena sedari tadi ia tak melihat keberadaan Arjuna dan Ezra tak ingin papanya melewatkan sarapannya. Bagaimana jika papanya sakit karena tak sarapan? kata nenek sarapan itu sangat penting, jadi sebisa mungkin jangan dilewatkan.

"Abang ngga tau, coba adek tanya mama."

Ezra turun dari baby chair nya dibantu Elio, ia berjalan kearah Anita yang kini masakannya sudah hampir jadi. Anak itu menarik narik pelan celana yang mamanya kenakan agar mendapat atensi.

"Mama." Anita menundukkan kepalanya menatap sepasang mata polos yang sedang menatapnya.

Ia langsung mencuci tangannya lalu menggendong sibungsu."Ya, adek butuh sesuatu?"

"Papa."

"Papa masih tidur nak." Masih dengan Ezra digendongnya Anita berbicara seraya mengaduk masakan yang sedang ia buat, lalu mematikan kompor setelah dirasa sudah matang.

Ezra, anak bungsu. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang