⊹ tredici ⊹ ¹³

31.5K 2.1K 16
                                    

Jam terus berganti begitu pun dengan hari. Tak terasa sudah satu bulan Ezra kini tinggal bersama kedua orang tua serta abangnya.

Semua kini kembali pada aktivitasnya masing masing, Elio kini sedang disibukan dengan berbagai tugas karena ia sudah kelas dua belas.

Arjuna yang selalu sibuk dengan kerjaannya, bahkan tak jarang lelaki dua anak itu lembur hingga tengah malam.

Dua lelaki itu seakan lupa jika mereka punya keluarga lain. Terlebih Ezra yang kini sedikit lebih murung karena rindu pada papa dan abangnya.

Seperti saat ini, mereka sedang sarapan sebelum kedua lelaki itu pergi dan disibukan dengan tugas masing masing.

Seminggu ini Ezra sudah tak mau disuapi lagi, jadi Anita membiarkan anak itu makan sendiri. Walau berantakan, tak apa ia akan membersihkan nya.

"Kalian pulang jam berapa nanti?" Tanya Anita pada kedua lelakinya.

"Abang agak malem ya ma, mau kerja kelompok."

"Aku lembur lagi."

Anita menghela nafas lalu memilih memfokuskan pandangannya pada sibungsu yang asik makan.

"Berdua lagi deh kita dek." Ucap Anita agak kencang. Sengaja, siapa tau anak dan suaminya sadar.

"Iya, ndak papa ya ma." Ucap si manis dengan senyum, seolah meyakinkan sang ibu bahwa berdua bukanlah masalah.

"Iya ngga papa, kan sudah biasa." Sindir Anita lagi.

Arjuna tak menjawab, ia berdehem pelan lalu meminum sedikit air yang disediakan. Sedang Elio buru buru langsung menyelesaikan sarapannya.

"Yaudah aku berangkat ya." Arjuna bangun dari duduknya, kemudian menghampiri istrinya. Ia kecup kening itu singkat, lalu berganti pada kening sibungsu.

"Papa kerja dulu ya dek."

"Cemangat papa."

"Aku juga berangkat deh." Si sulung kini ikut berdiri dan melakukan apa yang papanya lakukan tadi.

Keduanya pun akhirnya pergi dengan kendaraan masing masing. FYI, Elio sudah punya SIM sekarang, walau SIM C (hanya untuk motor).

Anita melanjutkan makanya bersama si kecil yang kini malah sibuk memainkan nuget berbentuk dinosaurus.

"Adek, nuget nya dimakan dong." Ucap Anita sembari mencoba menyuapi sang anak dengan nuget.

"Jangan dimam, nanti Dinonya kecakitan mama."

𖢷 ⊹ ꒰♡꒱ ⊹ 𖢷

Jam sudah menunjukan pukul setengah empat sore, matahari pun sudah tak seterik siang tadi. Dan anak manis dari pasangan Gavinandha kini sudah rapi dan wangi karena baru saja dimandikan oleh sang ibu.

"Udah ganteng anak mama." Anita mengecup kedua pipi gembul anaknya.

Pipi dan tubuh anak itu kini jauh lebih berisi daripada awal mereka ketemu, kulit putihnya kini terlihat lebih bersih dan terawat.

"Makacih mama."

"No no no, mama kan sudah ajari adek, coba bilang makasih yang benar."

"Makacih." Ulang Ezra.

"No, bukan makacih tapi makasih." Koreksi Anita.

"Makassssih." Ucap anak itu dengan sedikit menekan kata S pada ucapannya. Anita pun terkekeh dibuatnya

"Tuh bisa, adek pintar."

Ezra, anak bungsu. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang