Chapter 1

1.4K 64 0
                                    

Selamat membacaaa!!!!

Jangan lupaa bersyukur teman teman





Bau khas rumah sakit menyeruak masuk ke dalam Indra penciuman, seorang dokter baru saja keluar dari ruang operasi setelah bergelut dengan alat alat bedah.

menghela nafas panjangnya "hah akhirnya keluar juga" ucap Eliza sambil melepas sarung tangan medis yang melekat ditangannya

"hai udah selesai operasinya dokter Eliza?" ucap sangkara rekan dekatnya seorang dokter anak.
Pertanyaan yang basi memang. "nggak usah sok formal dehh pasti ada maunya kan?"

"Bisa aja kamu El aku emang mau minta tolong, soalnya aku ada urusan."

"minta tolong ngapain?" tanya Eliza dengan alis yang terangkat

"tolong periksa anak yang ada dikamar sakura 1 nanti aku kasih hasil Check up annya" ucapnya dengan nada santai

"ya sebagai teman yang baik nanti aku periksa, eits tapi nggak gratis" ucap Eliza

"iya deh iya nanti aku beliin segala macem matcha kesukaan kamu"

" oke deal ya awas aja kalo boong"

sekarang ini Eliza sedang berada dikamar rawat yang sangkara maksud, membuka pintu kamar rawat dengan perlahan seorang anak tidur dibrankar dan dia sendirian?

"haloo anak manis apakabar?" ucap Eliza dengan sangat ceria saat bertemu dengan gadis kecil yang berbaring diatas brankar

"Alhamdulillah baikk dokter cantik apakabar juga?"

"emm kabar dokter apa ya? baik mungkin" Jawab Eliza dengan kekehan

"namanya Zara ya? cantik bgt namanya kayak orangnya"

"hehe terima kasih dokter e-lii-zaa" ucap Zara sedikit kesusahan membaca name tag didada kanan Eliza

"dokter sangkara mana kok yang meriksa dokter Eliza?"

Zara sudah kenal dekat dengan sangkara, ketika anak itu sakit pasti yang menangani adalah dokter sangkara

"iyaa maaf ya soalnya tadi dokter sangkara baru ada kepentingan, sekarang sama dokter Eliza dulu nggak papa yaa?"

Zara pun hanya mengangguk

Membuka pintu kamar rawat yang terdengar sedikit berisik membuat kening Abian berkerut siapa yang sedang berbicara dengan sang adiknya itu?

"Assalamualaikum"ucap Abian sambil melihat sekeliling.

"waalaikumsalam eh bang Bian kok lama banget zara cape tau nungguin dari tadii" ucap Zara sedikit kesal

ya Abian adalah kakaknya Zara sebenarnya ada 1 lagi namanya Abima mereka kembar identik tapi memiliki kepribadian bertolak belakang.
yang satu dingin bak kulkas yang satu seperti buayaa, dan tentunya Abian lah yang seperti buaya.
Tadi Zara menyuruh Bian ke kantin rumah sakit karena bocah itu tadi merengek minta dibelikan roti tawar karena itu merupakan makanan kesukaannya.

"yaelah bocil, kan Abang tadi antri duluu."

"ekhem"

deheman seorang Eliza seolah menyadarkan Abian yang tadinya tidak tau bahwa adiknya baru diperiksa, dia menoleh sebentar dan menatap wajah Eliza yang menatap dirinya dari atas sampaii bawahh, biarpun ia dikatakan tidak sopan ia tidak masalah pasalnya pria didepannya ini pakaiannya terlalu brandalan.

Bian memakai celana ripped jeans,kaos bergambar abstrak berlapis jaket kulit dan jangan lupakan kalung jamet yang bertengger dilehernya.
"nggak sopan banget lo bu dokter mandangin gue dari atas sampai bawah, sukaa gue lo?" celetuk Bian membuat Eliza memalingkan wajahnya.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang