Chapter 31

1K 48 5
                                    

Happy Reading!














"Udah kenapa jadi melow gini sih? Mas memang sakit sayang. Tapi mas nggak papa? buktinya bisa ketemu sama kamu? iya kan?, El kamu harus tahu soal masa lalu mas itu memang benar. Tapi kalau kamu bilang mas masih belum bisa selesai sama masa lalu kamu salah. Mas udah selesai sayang mas cinta sama kamu kamu tempat mas pulang Eliza Anindya."

-------------

Pagi hari Eliza bangun, ia meraba kasur tak menemukan Abima. Dirinya bangun napasnya tersenggal ia berdiri dan berlari keluar lalu turun dengan cepat.

"Mas abiii??" lirihnya. Apakah malam tadi dirinya bermimpi?

Sementara Abi yang berada didapur yang sedang meneguk air, ia mendengar suara rusuh diruang tengah yang menghubungkan dapur dengan cepat meletakkan gelasnya dan pergi keruang tengah.

Terlihat Eliza yang menunduk serta mata sembabnya.

"Heyy morning sayangkuu" Abi datang langsung memeluk istrinya.

"Kenapa hum? kamu lari-lari?"

Eliza tak menjawab ia membalas pelukan Abi dengan sangat erat. Abi yang tak mendapatkan respons ia menggiring badan mereka dan menyuruh Eliza untuk duduk disofa ruang tengah. Eliza menolak ia hentakan kakinya memberi tanda tak mau duduk.

Abi memejamkan matanya. Astaga pagi-pagi Eliza sudah bertingkah yang membuat jantungnya ingin loncat.
Beberapa menit Eliza melerai pelukannya ia memandang Abi yang mengenakan sarung hitamnya serta kaos putih milik papanya.

Abi mengangkat alisnya "Kenapa?"

"Kenapa ninggalin!!" senggutnya marah.

Abi tersenyum. "Loh la kamu tidur abis selesai sholat subuh tadi, makanya mas tinggal"

"IHHH" cubitnya dipinggang Abi yang membuat laki-laki itu meringis.

Selesai sholat subuh berjamaah tadi Eliza meminta untuk berbaring kembali alhasil dirinya ketiduran.

Abi mengusap pelipis Eliza yang berkeringat.

"Besok jangan dibiasain tidur habis subuh ya? efek tidur lagi jadi kayak gini nih mimpi buruk"

"Iya mimpi buruk kamu ninggalin aku sama anak-anak" adunya dengan sedikit rengekan lalu kembali memeluk Abi.

Abi geleng-geleng kepala, ia tersenyum Eliza mau menunjukkan sifat manjanya yang dulu setelah menikah Eliza selalu bersikap seolah-olah bisa apa-apa sendiri. Selalu menolak jika ditemani dan selalu berusaha baik-baik saja didepan dirinya.

Abi membopong tubuh Eliza yang sontak membuat Eliza mengalungkan lengannya di leher Abi.

"Mas aku bisa jalan sendiri!"

"Kamu habis lari-lari kan tadi pas lewat tangga? kalau anak-anak mas terguncang-guncang gimana?"

"Apasih ngaco, ya enggalah!"

"Udah diem"

Abi menutup pintu dan menguncinya ia meletakkan Eliza dengan hati-hati diatas ranjang kemudian ia berjongkok didepan Eliza.

"Kenapa dikunci?"

Abi menggeleng. "Pengen aja, mau cerita apa dari mas?"

Eliza tak menjawab ia malah bertanya. "Papa kok nggak kelihatan?"

"Papa tadi pamit sama mas mau pergi, pulangnya malam katanya"

Eliza mengangguk.

"Selama mas nggak ada, kamu sendirian ya? maaf" lirihnya.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang