Chapter 16

969 52 2
                                    

Selamat membaca!!!

Memakai gaun khas melayu Eliza terlihat sangat cantik dan anggun sekali, momen pertama kali  seumur hidupnya juga  akan ia rasakan hari ini tapi naasnya bukan dengan pria yang ia mau.

Duduk didepan kaca rias Eliza benar benar gugup sekarang, "tenang El Abima ini paham agama dia nggak akan salah menyebutkan nanti" ucap Careen berusaha menenangkan Eliza yang sedari tadi meremas gaunnya sendiri.

Careen wanita itu sudah dua hari ini menemani Eliza ketika dirinya dilarang keluar rumah sama sekali.

"Saya terima nikah dan kawinnya Eliza Harsha Anindya binti Jonathan Adinata dengan mas kawin sebesar 125 gram logam mulia dibayar tunai." ucap Abima lantang dengan satu tarikan nafas dengan genggaman tangan sang ayah mertua.

"SAH"

Semua orang mengadahkan tangan mereka untuk merapalkan doa yang tentunya untuk keberkahan pengantin baru yang baru saja sah itu. 

"El lo udah jadi suami orang cui! nggak nyangka bangett gueee El" hebohnya careen hingga ia mengelap airmatanya sendiri, sangat heran sekali disini yang melepas lajang adalah eliza tapi careenlah yang menangis.

Eliza geleng-geleng kepala menangis kenapa coba? tapi at the same time dirinya juga sedih karena hari ini hari pernikahannya seharusnya ia merasa bahagia atau menangis haru bukannya merasa biasa biasa saja, hanya merasakan gugup sedikit nggak ngaruh kan?

"Ayo El kita harus temui suamimu" ajak careen untuk segera turun dan menemui Abima dibawah.

Dari kejauhan abima terus memandang Eliza hingga Eliza sampai dihadapannya pun ia masih memandang perempuan yang selama 3 bulan ini ia mati matian menahan pandangannya agar tidak memandang perempuan dihadapnnya sekarang.

Eliza mengambil tangan Abima untuk ia kecup setelah itu Abima tahan ia majukan badannya dan mengecup kening Eliza sedikit lama, ingat ia belum melepaskan genggaman tangannya dirasa kening cukup ia kemudia membawa punggung tangan Eliza untuk ia kecup juga dan itu berhasil membuat para tamu undangan dan keluarga cukup teriak histeris.

"Emang boleh istri saya secantik ini hm?" bisik Abima membuat blush on di pipi Eliza makin merah.

Pernikahannya memang cuma akad saja dan hanya mengundang dua keluarga besar dan beberapa teman pilihan dari Abima dan Eliza sendiri.

Eliza mencubit pinggang Abi sedikit keras membuat Abima meringis "Mas Abi kenapa sekarang jadi iseng banget sih?" kesalnya.

"Duduk yuk habis sesi foto kita langsung istirahat ya?

Eliza hanya mengangguk sebagai jawaban. 




**********




Pukul 11 siang semua acara telah selesai para tamu undangan pun sudah pamit undur diri bahkan keluarga besar Eliza dan juga Abima sedikit demi sedikit ikut pamit pulang dan tidak menginap.

"Aduhh pengantin baru mukanya cerah amat" celetuk Abian membuat Eliza tersenyum kikuk, Eliza sudah sedikit akrab dengan adik adik Abima bahkan pada si bungsu Zara saja sudah sangat akrab.

"Bu dokter hati hati ya sama bang Abi malam ini" katanya untuk menggoda pasangan itu.

"Apaan sih kamu masuk kamar sana"

"ABANGG!!!" seru Zara diatas tangga ia berlari turun berhambur di pelukan Abima.

Abima mengangkat tubuh Zara ia tersenyum dirinya juga sangat rindu sekali dengan adik bungsunya ini.

Mencium pipinya berkali-kali membuat Zara kesal sendiri.

"Abang pipi Zara basah!!" gerutunya

Bukan Abi namanya Kalau tidak jail ia malah menggigit pipi Zara sedikit lama membuat Zara meninju bahu lebar sang Abang.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang