Chapter 30

1K 57 11
                                    

Happy reading!!


















Abi mengangguk bundanya benar Abi sudah terlalu jauh sampai melupakan kewajibannya.

Setelah memakan waktu hampir satu jam ia duduk diatas sajadah rasanya hatinya mulai tenang sebelum ia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang Abi membuka ponselnya, ia menerima pesan dari orang yang selalu ia temui setiap harinya.

"Besok datang ke rumah sakit jam 9. Gue tunggu."

Setelah membaca pesan itu Abi tidak membalas ia sudah lelah usahanya selama sebulan lebih belum membuahkan hasil dan belum bisa merubah sahabat istrinya luluh. Tetapi besok ia akan datang pukul 9 pagi sesuai pesan Abi juga tidak berharap lebih pada perempuan itu entah ada apa pokoknya Abi datang.

Pagi hari Abi makan hanya ditemani oleh bundanya seorang diri karena ayah, adik kembar dan si bungsu sudah berangkat lebih dulu, sejak Abi keluar dari rumah sakit bukan lebih tepatnya setelah ditinggal pergi Eliza Abi selalu menyendiri, menutup diri dari keluarga mereka, mengobrol seadanya. Dulu Abi selalu membantu bundanya untuk masak bahkan dirinya yang masak tapi sekarang? makan saja harus dipanggil dan ditemani. Penampilan Abi sekarang jauh berbeda badannya sedikit kurus, rambutnya ia biarkan gondrong menyentuh leher belakangnya tapi sialnya tidak mengurangi kadar ketampanannya malah semakin membuatku dirinya tampan.

"Hari ini nggak pergi kekantor?"

"Engga"

"Kenapa? capek ya?" tanya bunda sambil mengusap bahu Abi.

Abi berhenti mengunyah ia menatap wajah bundanya sambil menahan airmatanya. Akhir-akhir ini bukan hanya fisiknya yang lemah tetapi hatinya juga. Abi menggeleng kemudian kembali memasukkan makanan kedalam mulutnya. Hati Neira terenyuh ia berdiri memeluk anak sulungnya yang membuat tangis Abi pecah Abi tenggelamkan wajahnya leher bundanya kemudian bergerak untuk mencari kenyamanan.

"B-bun"

Neira mengusap punggung Abi yang naik turun, Abi mengatur nafasnya yang memburu kemudian menumpahkan semua emosinya pada ibunya.

"Udah sekarang lanjut makan, makan sambil nangis nggak enak kan? Abang boleh sedih tapi jangan kayak gini ya? hari ini mau kerumah sakit? mau bunda temenin? iya sayang?"

"Engga Abang sendiri aja masih nanti kok jam 9"

"Yaudah kamu mau bunda buatin brownies apa cookies?"

Abi menggeleng.

Gelengan Abi membuat Neira cemberut. "Ih bunda kan mau buatin kamu masa nggak mau? kemarin bunda habis beli bahan bahan mau ya?"

"Engga usah nanti bunda capek"

"Apa? kamu mau brownies? oke deh bentar ya sayang bunda buatin"

Abi tertawa gemas kenapa bundanya lucu sekali? ia menolak malah bundanya nekat membuat.

Selesai makan Abi membantu Bundanya untuk membereskan meja makan sembari mencuci piring kemudian Abi memeluk Neira dari belakang untuk mencium bahu wanita ayahnya tersebut.

"Bunda terimakasih sudah jadi tempat abang pulang, terimakasih sudah mendidik abang untuk menjadi laki-laki yang tidak mudah menyerah bun. Abang sayang banget sama bunda."

"Iya, bunda juga sayang sama abang."

Setelah itu Abi melenggang pergi ia ingin pergi mandi dan bersiap untuk pergi kerumah sakit menemui Careen. Hari ini Abi mengenakan celana jeans yang dipadukan dengan jaket kulit hitam, menyisir surai hitamnya dan  sedikit menyemprotkan parfum. Abi turun ia melihat punggung sang Bunda kemudian kakinya melangkah mendekat.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang