Chapter 20

1.6K 67 24
                                    

Halloo selamat membaca!!

Hari ini tepat hari Senin, sesuai perkataan Abima Minggu lalu hari ini mereka tidur diapartment lelaki itu baru setelah tiga hari mereka akan pindah lagi kerumah yang sudah Abima beli.

"El dasi aku kamu taruh dimanaa" teriaknya dari kamar, mengingatkan perempuan itu sedang menyiapkan sarapan dan bekal untuk dirinya.

Didapur Eliza memejamkan matanya ia mematikan kompor lalu membawa sop ayam untuk diletakkan dimeja pantry kemudian membasuh tangannya lalu segera menuju kamarnya untuk membantu sang suami.

Dengan balutan celemek yang masih menempel ditubuhnya ia berjalan kearah lemari dan langsung menemukan dasi yang tergantung disela sela beberapa kemeja dan Jaz pria itu.

"Kamu kalau cari barang itu liat liat dong"

"Pasangin"

"Nggak bisa ah mas aku mau buat bekel kamu"

Abima diam Hanya menatap dasi yang dipegang istrinya tidak berniat untuk mengambil.

"Pasangin sayang"

Eliza memutar bola matanya malas lalu melangkah untuk memperkikis jarak mereka kemudian tangannya dengan telaten memasangkan dasi sang suami, Abima menatap intens wajah ayu istrinya itu dan mengunci tubuh Eliza dengan melingkarkan tangannya di pinggang Eliza.

"Jangan deket-deket ah, aku bau asem"

"Siapa bilang? kamu wangi" katanya sambil mendekatkan wajahnya.

Eliza membenarkan kerah baju Abima lalu menahan dada pria itu agar tidak semakin dekat.

"Nanti berangkat jam berapa kerumah sakitnya?"

"Aku dapet shift malem mungkin berangkat sore atau bahkan malem"

Abima menatap wajah Eliza lesu "Tidur sendiri dong?"

Eliza terkekeh "Kenapa sih? biasanya juga gitu kan?"

"Beda lah kan udahh melepas masa lajang"

"Udah ayo makan, aku buat sop ayam"

"Tiba tiba banget?"

"Kata bunda kamu suka yang berkuah-kuah"

Sudut bibir Abima tertarik lalu ia mencium pipi Eliza berkali kali membuat perempuan itu kesal sendiri.

"Aku nggak pernah kepikiran tau El, dulu aku sering cium pipi Zara eh sekarang udah cium istri sendiri"

"Iyaa ayo makan keburu siang"

Eliza sibuk menggulung telur dadar yang sudah ia buat tadi kemudian menuangkan udang asam manis kewadah, setelah menuangkan semua beberapa lauk ia masuk kan kedalam tas bekal dan memberikannya pada Abima yang sedang sarapan.

"Jangan lupa dibawa ya mas, aku mau cuci tangan dulu"

"Nanti ajalah duduk sini, temenin suami kamu makan"

"Bentar doang"

"Nggak, kamu juga harus makan"

"Aku nggak makan berat mas kalau pagi hari"

"Kenapa?"

"Jaga kesehatan mas"

"Lah makan berat pagi pagi nggak sehat kah?"

"Ck ya sehat tapi beda, kalau sarapan itu dianjurkan jangan makan yang berat berat"

"Ohh begitu ternyata"

Abima tersenyum "Yaudah sini duduk temenin aku makan"

Eliza menurut membiarkan Abima menghabiskan makanannya lalu mengantarkan pria itu sampai depan untuk pergi mengajar.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang