Chapter 24

822 39 0
                                    

Haloo selamat membaca!






Beberapa bulan berlalu. Kehidupan rumah tangga Abi semakin membaik dan harmonis, berjalan seperti biasa. Abi setiap hari bekerja dikantornya dengan Eliza yang selalu berusaha untuk menyiapkan segala keperluan suaminya seperti membuatkan sarapan, membuat bekal, menyiapkan dan memasangkan dasi Abi bahkan jika dipikir-pikir laki-laki berusia 27 tahun itu semakin manja pada dirinya.
Setiap malam Abi selalu ingin dipeluk dan parahnya lagi selalu minta disuapi ketika makan dan harus sepiring berdua.

Tangan Eliza bergerak lihai mengaitkan dasi dikerah Abi dengan wajah Abi yang cemberut diikuti bibirnya yang menggerutu. Hari ini Eliza dapat shift malam dirinya tahu pasti suaminya tidak akan suka hal itu.

"Kenapa sih kamu nggak pagi terus aja!"

Eliza terkekeh kemudian meletakkan tangannya di dada Abi tatkala pria itu menarik pinggangnya.

"Nggak bisa lah mas, kamu tau sendiri kan?, dokter bedah jantung itu cuma aku"

"Kenapa nggak ada yang lain?"

Eliza menghembuskan nafasnya "Belum ada, sabar kenapa sih? aku juga enggak tiap hari paling kalau dinas malam cuma 2 atau 3 kali aja satu Minggu"

"Ya tetep aja!, aku nggak suka"

"Udah ah, dulu kamu suka apa-apa sendiri kan? kenapa rewel banget sekarang?"

"Ya beda lah dulu kan belum ada kamu"

Sudut bibir Eliza berkedut ia menahan senyumnya "Bucin!"

"Biarin, sama istri sendiri" Abi merapatkan tubuhnya ia peluk perempuan yang kurang ajarnya sudah berhasil membuat dirinya tidak bisa hidup tanpanya.

"Aku sayang banget sama kamu"

"Sayangnya seberapa hum?"

"Sayang! sayang! sayang! sayang! banget, sampe nggak bisa diukur"

"Jangan tinggalin aku"

"Harusnya yang bilang itu aku tau mas"

"Aku juga sayang sama mas Abi, terimakasih sudah memberikan cinta dan kasih sayang sebesar ini"

"Sudah tanggung jawabku sayang"


------------

Setelah sholat Dzuhur Eliza sudah siap berangkat ia bercermin kemudian ia tersenyum menyandang tas ranselnya kemudian kakinya satu persatu melewati tangga dan menyambar kotak makan yang sudah ia siapkan.

Hari ini Eliza pergi kekantor Abi tanpa memberitahu karena tadi padi dirinya sedang tidak ingin masak.

"Bu El silahkan masuk saja ya, biasanya pak Abi kalau jam seperti ini sedang ngobrol dengan pak Raden Bu" ucap wanita cantik yang bekerja di kantor Abi.

Eliza tersenyum "Terimakasih banyak ya" balasnya ramah.

Ketika tangan Eliza memegang knop pintu kemudian ia urung karena mendengar percakapan yang terdengar serius.

"Gue nggak bisa"

"Kenapa? bi dengerin gue deh udah 7 tahun bi, lo harus bisa lupain Zera biarin dia tenang"

"Sekarang lo udah punya istri, istri lo cantik, dia pinter, dokter spesialis, gue tahu kalian memang menikah karena perjodohan tapi gue yakin kalian saling cinta"

"Raden lo nggak tau"

"Apa yang gue nggak tahu? ha? coba kasih tau"

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang