Chapter 26

921 52 4
                                    

Selamat membaca!








Pukul 3 pagi dengan nafas memburu Abi berbaring disisi Eliza ia mengatur nafasnya dan berbalik menghadap Eliza yang memejamkan matanya. Abi bangun ia mengambil pakaiannya dan memasangkan kemejanya ditubuh Eliza kemudian ia tarik selimut untuk menutupi tubuh Eliza.

Abi duduk ia menatap wajah lelah Eliza mata sembab, bibir bengkak dan sedikit darah membuat tangannya terulur untuk mengusapnya pelan, ia kecup juga kening Eliza lama dan kembali menggenggam tangan Eliza.

"Maaf" lirihnya.

"El, nggak mudah buat aku sampai dititik ini, aku salah itu benar"

"Beberapa tahun terakhir sampai aku memutuskan untuk menerima perjodohan, ah tidak lebih tepatnya Abi juga menolak perjodohan setelah Eliza mati-matian menolak dirinya sampai dirinya sendiri jatuh lagi dan bangun untuk melamar dan melanjutkan perjodohan kala itu. El aku cinta kamu setelah kata Qobul diucapkan didepan papa kamu"

"Soal masa lalu, seperti yang kamu bilang cintaku habis dimasa lalu itu nggak benar" Abi terkekeh sumbang. "Aku bersyukur kamu marah sama aku soal ini, berarti cintaku nggak bertepuk sebelah tangan El" Sambungnya lagi masih dengan mengusap punggung tangan Eliza dan Eliza dengan mata terpejam. Entah Abi tak tahu apakah Eliza pura-pura tidur atau tidak ia berharap Eliza mendengarkan segala omongannya ini.

"El sampai sekarang aku masih berusaha sembuh, aku juga nggak mau kayak gini jujur aku capek. Beberapa bulan terakhir aku udah nggak ngonsumsi obat tidur lagi. Dulu sebelum bertemu kamu aku selalu cerita sama bunda El tapi setelah aku menikah sama kamu aku malu buat cerita apapun sama Bunda. Kalau misalnya aku tetep cerita sama bunda pasti bunda mikirnya aneh-aneh, pasti bunda ngejek aku, kenapa nggak cerita sama istri?, El dulu impian aku itu nikah sama perempuan yang bisa nerima aku apa adanya, aku yang manjanya kayak anak kecil, aku yang selalu caper sama kamu, aku yang selalu pengen diperhatiin sama kamu. Dulu aku pengen menikah sama perempuan yang bisa menerima sikapku seperti itu, ketika aku pulang aku pengen ditanyain kabarnya terus setiap malam kita deeptalk satu sama lain kita masih bisa seperti itu kan?" ucap Abi panjang lebar.

Abi menghembuskan nafasnya gusar ia merasa tidak tenang. Tangannya beralih mengusap kening Eliza menyingkirkan anak rambut Eliza. "El kamu boleh marah sama aku, boleh banget tapi jangan lama-lama ya? aku nggak bisa kalau nggak ada kamu."

"Malam ini aku minta maaf udah kasar sama kamu, maksa kamu sampai kamu nangis-nangis kayak tadi" kata Abi lagi sambil mengusap bibir Eliza kemudian ia beranjak keluar dari kamar lebih tepatnya kekamar mandi. Abi ingin berendam kemudian membuat oatmeal kesukaan Eliza dan pergi kekantor.

Setelah Abi pergi Eliza membuka matanya. "Kamu jahat mas." lirihnya.

Pukul 6 pagi Eliza terbangun ia kesiangan. Dirinya bangun kepalanya sedikit pusing, terasa sangat lelah kemudian ia berdiri lalu bercermin. Hatinya sesak ketika teringat ucapan Abi setelah mereka melakukan itu. Eliza tak sepenuhnya tertidur ia hanya memejamkan matanya telinganya mendengar semua penuturan suaminya. Air matanya mengalir kembali setelah melihat kalender kecil diatas nakas. Ini adalah masa suburnya. Eliza mencekram perutnya sendiri ia terisak, disatu sisi ia merasa senang karena tadi malam beberapa kali Abi memberikan semuanya pada diri Eliza tapi disisi lain Eliza merasa sakit disaat semuanya hampir baik-baik saja masalah selalu datang?.

Keluar kamar mandi dengan balutan bathrobe Eliza melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur terlihat semangkuk oatmeal dengan topping strawberry serta segelas susu yang sudah tak hangat lagi. Eliza duduk makan walaupun rasanya hambar. Bukan makanannya yang hambar tapi hatinya yang hambar.

Selesai makan Eliza sudah memikirkan ini matang-matang ia pergi ke arah lemari ia mengambil koper dan memasukkan barang-barang miliknya yang mungkin akan diperlukan untuk beberapa bulan ke depan. Eliza sudah mantap dengan keputusannya ia sudah mengabari papanya untuk menjemput dirinya.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang