Chapter 25

1K 42 7
                                    

Selamat Membaca!!




Sesuai permintaan Eliza, sekarang dirinya dan Abi berada di apartemen lelaki itu.

"Kamu mau mandi duluan?"

Eliza menggeleng "Aku mau kebawah ada bahan makanan?"

Abi tersenyum kemudian ia mengacak rambut Eliza "Nggak ada dong sayang, kita udah berapa bulan nggak tinggal disini?, ini aja aku mau ngecek kamar mandinya masih layak pakai atau enggak"

"Loh katanya dibersihin tiap 1 bulan sekali"

"Iya, harusnya masih bisa layak pakai, ini juga termasuk bersih kan? soalnya bibi sama mamang baru Minggu kemarin kesininya."

Eliza mengangguk. "Yaudah sana mas Abi cek aja"

Bukannya Abi menunju ke kamar mandi tetapi ia malah mendekat pada Eliza dan menatapnya dalam.

"Kenapa?"

"Kamu ngerasa aneh nggak?"

"Aneh apa? adanya kamu yang aneh"

Abi terkekeh. "Kamu aneh sayang, tiba-tiba banget pengen tidur di apartemen ini"

"Nggak boleh?"

"Boleh, kenapa enggak?"

"Yaudah"

"Kamu laper?"

Eliza mengangguk.

"Kenapa enggak bilang dari tadi?"

Eliza menyengir. "Aku pikir tadi kamu peka, ternyata enggak"

Abi menghela nafas. "Kamu mandi duluan, aku mau kebawah masak buat kamu"

"Katanya enggak ada bahan makanan"

"Eh? aku pesen"

Eliza mengangguk. "Aku mau yang kuah-kuah ya mas"

"Iyaa"

Eliza segera pergi kekamar mandi untuk mandi dan Abi pergi kebawah, entah apa yang dilakukan pria itu yang jelas ia akan menunggu drivernya dibawah saja.

"Udah dateng?"

"Hm, yuk makan"

"Kamu nggak mandi?"

"Nanti kasian kamu udah nahan laper dari tadi"

"Ih ya itu salah kamu" gerutu Eliza.

"Haha iyaa, udah ayo"

Makan dan Abi selesai pukul 9, keduanya sekarang sama-sama berbaring menatap atap dengan posisi terlentang.

"Aneh ya mas, biasanya aku mencium bau lavender sekarang vanila, kayaknya kamu suka banget sama vanila" celetuk Eliza tanpa menatap Abi.

"Hm, ini udah dari kuliah aku nggak pernah mengganti pengharumnya"

"Kenapa? ini pilihan pacar kamu?"

Abi terkekeh kemudian ia menatap Eliza yang kebetulan juga menatap dirinya.

"Aku nggak punya pacar El" kemudian ia mengikis jarak diantara mereka, memeluk perempuan itu.

"Bohong"

"Enggak sayang"

"Kamu ganteng, pinter, pasti cewek cewek banyak yang suka"

"Terus kenapa kalau mereka banyak yang suka hm? itu hak mereka"

"Ihhh" kesalnya memukul dada laki-laki itu.

"Walaupun aku banyak yang suka, tapi kamu tetap pemenangnya"

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang