Chapter 3

921 44 0
                                    

Hallo gaisss selamat membaca!!!!!

"Mari bersyukur atas apa yang terjadi hari ini, besok,dan seterusnya."



Duduk menghadap laptop dan mempelajari beberapa materi seputar dunia kedokteran membuat eliza kewalahan sendiri ia memutar-mutarkan kursinya lalu ia senyum senyum sendiri ketika teringat kejadian tadi siang.

Eliza berlari kencang saat diberitahukan bahwa pasien yang ditanganinya kemarin kembali drop setelah keadaannya stabil beberapa hari lalu, ya siapa lagi kalau bukan gadis kecil bernama Zara yang sangkara sendiri meminta dirinya untuk menggantikan saat dia sedang ditugaskan di rumah sakit lain.

Abian menunggu dengan bibir menggerutu dan berdiri dengan perasaan tidak tenang.

"Duduk Bian kamu tenangin diri kamu, insyaallah Zara baik-baik aja." tutur Abi dengan nada tenangnya.

"Tenang kamu bilang? Kemarin Zara baik-baik aja bang!! dan sekarang aku liat dengan mata kepala aku sendiri gimana tadi Zara kejang-kejang gituu abang nyuruh tenang hah!?!!" ucap Bian dengan nafas memburu

Abi mencoba agar tidak tersulut emosi ia berdiri lalu menarik lengan Abian agar duduk didekatnya "Abang tau kamu khawatir sama Zara, tapi bisakan kamu nggak kayak gini? duduk dan tenang kita tunggu dokter keluar."

Selang beberapa menit Eliza keluar dan langsung diserbu beberapa pertanyaan dari Abian

"Gimana dok? adik gue baik baik aja kan?, sebenernya dokter cowok yang biasanya dimana sih? nunggu lo tuh lama harusnya siap kalau keadaan darurat ginii." protes abian.

"ABIANNN!!! bisa sopan sedikit nggak sih?" tegur Abima

Eliza menatap jengah laki-laki didepannya ini dari kemarin ia memang tidak suka dengan laki-laki bernama Abian itu
"Sebelumnya saya minta maaf pada anda karena kelalaian saya dalam menghadapi pasien darurat seperti Zara."

"Pak? boleh saya berbicara pada anda?" katanya beralih menatap laki-laki yang wajahnya sangat mirip dengan Abian, tidak mungkinkan ia bicara serius pada orang yang masih tersulut emosi?

Abima mengangguk

"Mari ikut saya, kita bicara didalam ruangan saya."

Eliza berjalan lebih dulu lalu diikuti oleh Abima, sesampainya di ruangan Eliza abi dengan sengaja tidak menutup pintu karena bisa bisa menimbulkan fitnah nantinya.

"pak? saya mau tanya apakah kemarin Zara makan coklat?"

Abima terlihat bingung jujur saja ia tak tau karena yang menjaga Zara selalu Abian karena dirinya sangat disibukan oleh pekerjaan.

"Saya tidak tahu dok coba nanti saya tanyakan pada kembaran saya."

Eliza mengehela nafas lalu mengangguk lalu ia mengambil secarik kertas dan menulis beberapa kata disana
"Ini daftar makanan yang tidak boleh Zara makan dan tolong diperhatikan"

Abima menerimanya lalu tak lama ia keluar dari ruangan

"Bian? kemarin kamu ngasih coklat ke Zara?"

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang