Chapter 5

908 46 2
                                    

Selamat membaca!!

Pukul 1 siang.
Tidak sesuai rencana, Eliza tidak jadi menemui Nindira lantaran ada operasi darurat, bahkan ia sudah mengabari Aksa untuk menemaninya dan benar saja pria itu bahkan sudah mengosongkan jadwal tapi semuanya sia-sia.

Keluar dari ruang operasi Eliza menghembuskan nafasnya mungkin setelah ini ia akan menuju keruangan Aksa untuk meminta maaf.

"Sa?" panggil Eliza didepan pintu ruangan Aksa dengan menyembulkan kepalanya dan ya pria satu itu duduk di kursi kerjanya dengan mata terpejam dan tangan yang bersedekap di dada.

Samar-samar Aksa mendengar panggilan lalu matanya yang semula terpejam kini terbuka perlahan senyumnya merekah "heyyyy" lalu ia beranjak berdiri menghampiri Eliza "udah selesai?"

Eliza mengangguk "Aksa maaf kita nggak jadi pergi ketempat mama" cicitnya

"Santai aja kali El sini duduk, kamu bisa ajak aku kapan aja ketempat tante Nindira" katanya sambil menggiring Eliza untuk duduk.

Aksa mengacak hijab Eliza membuat Eliza berdecak "ih jangan digituin"

Aksa terkekeh "udah lama nggak dengerin rengek an kamu, manjanya kamu ketika minta dibeliin eskrim matcha,mochi rasa matcha, ngajak ke sushi tei" ejeknya.

"Apaan sih"

"Nanti pulang bareng aku? atau gimana?"

"Mama nanti kesini katanya mau jemput"

"Oh ya?"

Eliza mengangguk "tadi mama ngabarin"

"Udah lama nggak ketemu mama kamu, omong omong beliau apakabar? masih kayak dulu nggak ya El? nanti kalau aku ketemu sebentar boleh kan?"

"ehmm mama masih sama sih, tapi buat apa ketemu mama?"

"Mau bilang boleh nggak kalau aku meminang putri sulungnya yang cantik ini" bisik Aksa dengan senyuman tengil.

Eliza sontak meninju bahu pria itu "Apa sih sa"

Tawa Askara memecahkan ruangan itu membuat Eliza ikut tertawa bersamanya.


Ponsel Eliza berdering menghentikan tawa keduanya, tertera kontak "Mama" disana, Aksa yang melihat itu berceletuk "Angkat gih"

Eliza mengangkatnya

"Halo ma?"

"Halo nin, Mama di didepan rumah sakit"

Eliza mengakhiri panggilnya, Eliza ini memang sangat tidak sopan.

"Gimana?"

"Mama didepan"

"Aku ikut"

"Sa? nggak usah" Eliza menahan lengan Aksa yang ingin berdiri

"Kenapa?"

"Aku nggak mau mama jelek jelekin kamu lagi bahkan keluarga kamu" lirih Eliza.

"Nggak akan ayo!" titah Aksa.

*******

Mereka berdua keluar menuju Nindira berada dengan perasaan tegang tentunya.

Eliza menarik nafas dalam-dalam

"Mama?"

Nindira menoleh menatap wajah Eliza lalu beralih menatap laki-laki yang berada disamping anaknya itu.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang