Chapter 18

1K 56 0
                                    


Hallo selamat membaca!!!
Follow my Tik Tok: @matchafourty



3 hari berlalu dengan cepat, hari ini Eliza mulai melakukan kewajibannya layaknya seorang dokter ia berangkat pagi pagi yang tentunya diantar oleh Abi.
Walaupun ada sedikit perdebatan ketika perempuan itu kekeh untuk berangkat sendiri dan tentunya Abima juga tidak mau mengalah dan berakhir dirinya mengantar sang istri.

Dengan bibir melengkung Eliza mengambil punggung tangan Abi untuk ia kecup.

"Nggak usah cemberut nanti kalau pulang kabari aku, biar aku jemput"

"Iyaaa" ucapnya sedikit kesal.

Abima mengacak hijab perempuan itu "baik-baik ya?". Lalu Eliza membalas dengan anggukan.

Abima tak langsung pulang, ia benar-benar menunggu punggung Eliza menghilang dikoridor rumah sakit dulu baru  ia melajukan mobilnya. Mengambil jatah cuti satu Minggu membuat abima kesal sendiri pasalnya ia tak melakukan apapun sekarang  ia berpikir bahwa Eliza akan mengambil cuti sedikit lama juga ternyata malah sebaliknya alhasil sekarang ia kelimpungan mau berbuat apa. 

"EL!!!!!!"

Terdengar teriakan melengking membuat Eliza memejamkan matanya dan berhenti sejenak, lalu ia merasa tubuhnya akan limbung akibat terjangan yang bukan lain adalah sahabatnya sendiri yaitu Careen.

"Pengantin baru kok udah masuk aja sih?, gimana sama Abima itu dia ganas nggak?"

"Apaan sih rin" 

Jawaban Eliza memmbuat Careen terkekeh "harusnya kamu tuh ambil cuti jangan tiga hari dong El kamu nggak kasian sama suami kamu yang ambi cuti satu minggu?"

Dahi Eliza mengernyit bagaimana bisa Careen tahu? 

"Kamu kok tahu mas Abi ambil cuti satu minggu?"

"Tau lah kan dari kembarannya"

Mata Eliza memincing lalu menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Careen  "Sedekat apa kamu sama Abian anak berandal itu?"

"Apaan sih El, kemarin malem kebetelan aja ketemu di supermarket"  

Eliza menyilangkan kedua tangannya didepan dada menatap Careen dihadapannya membuat Careen sendiri kikuk.

"Ah udahlah aku mau cek pasien dikamar anak dulu" katanya sambil berlari menyusuri lorong rumah sakit yang membuat Eliza terkekeh.

**************

Dirumah Abima bingung sekali ingin melakukan apa, ia mondar mandir tak jelas didepan kamarnya hingga suara sang bunda menghentikan pergerakan dirinya.

"Ngapain sih mondar-mandir didepan pintu bang?"

Abima menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Nggak apa-apa bun" jawabnya 

Neira menggeleng sangat bingung dengan sikap anak sulungnya. "oh iya bang tadi ayah bilang  kamu disuruh ke kantor nanti siang"

"Ngapain"

"Ya mana bunda tahu, tinggal dateng aja kenapa sih? toh kamu juga nggak ngapa ngapain kan?, nanti kalau mau berangkat bilang sama bunda, mau nitip bekalnya ayah."

"Iyaa bundaa" lalu Abima berlalu masuk kedalam kamar.

Merebahkan tubuhnya diatas ranjang ia melirik jam yang berada diatas nakas ternyata sudah pukul 10 lebih, jadi ia pikir lebih baik bersiap saja lalu pergi kekantor ayahnya.

Memakai kemeja putih dan celana hitamnya Abima menuruni anak tangga satu persatu untuk menuju dapur, dan benar saja ia melihat punggung sang bunda yang sedang menyiapkan bekal makan siang untuk pujaan hatinya.

Jalan Untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang