Happy Reading
.
.
.Selamat membaca 🤗🤗🤗🤗
-----------
Tangan dingin itu dia genggam, dia remas dengan lembut. Tatapan matanya tak lepas dari mata yang sedang tertutup itu.
"Dok," panggilan dari balik pintu yang ditutup membuat yang dipanggil dok tersentak pelan. Dia menarik tangannya kemudian mundur.
"Masuk."
Pintu dibuka dan terlihat suster masuk sambil membawa map merah ditangannya.
"Ini, dok." suster memberikan map itu pada dokter setelah dia berdiri disebelahnya.
Pria itu menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Dia membuka map membaca isinya.
Selagi menunggu dokter-nya membaca, suster itu memperhatikan pasiennya. Wajah wanita itu terlihat lelah dan putus asa meski dalam keadaan tidur sekalipun. Seberat itukah masalahnya hingga di-saat terpejam begini saja masih terlihat lelahnya.
Tapi, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Suster itu menatap dokter yang seumuran dengannya. "Dok," panggilnya.
Dokter itu tidak menjawab, tapi dia melirik sekilas sebelum kembali membaca.
"Mau nanya boleh?"
Dokter mengangguk.
Suster menelan ludahnya sebelum bersuara. "Do-dokter ada hubungan apa sama mbak Melody?" setelah mengatakan itu suster bernama Lona itu menundukkan kepalanya.
Ditanya begitu dokter yang berusia 30 tahun itu menoleh datar. Kenapa susternya berani sekali bertanya begitu.
"Emangnya kenapa?" tanyanya dingin.
Lona menggeleng pelan, jantungnya berdetak takut begitu mendengar nada suara dokter itu agak lain. "Cu-cuma nanya aja. So-soalnya aku nggak sengaja lihat dokter meluk mbak Melody sambil nangis-nangis."
Terdiam, pria itu menatap Melody sebelum menatap Lona. "Gada hubungan apa-apa." mereka memang tidak ada hubungan apa-apa selain Mesya yang merupakan anak kandungnya.
Lona yang melihat ekspresi dokter tersebut memukul bibirnya pelan, mau dokternya ada hubungan dengan pasien tersebut itu bukan urusannya. Kenapa pula dia bertanya? Kenapa berani sekali?
"O-oke dok, kalau gitu aku keluar dulu. Ada yang masih aku urus."
"Hm.."
Lona segera keluar dengan hati yang terus merutuki dirinya sendiri.
Kembali dengan sang dokter, mata coklat gelapnya tak henti-hentinya menatap wajah pucat Melody. Alasan ia menangisi Melody karena ia baru tau dari orang suruhannya rumah tangga Melody sedang dalam masalah.
Masalah yang dihadapi Melody dan suaminya ia tebak karena suami Melody selingkuh. Terbaca dari laporan yang dia terima, pria bernama Gabriel itu sering pulang bersama dengan seorang perempuan yang merupakan satu fakultas tapi beda kelas.
Perasaan Melody pasti sangat hancur, dikhianati oleh suami sendiri.
"Seandainya kamu belum nikah, menghidupi anak kita seorang diri, dan aku ga pengecut mungkin saat ini kita sudah menjadi sebuah keluarga. Aku ga bakalan lewatin momen pertumbuhan Mesya. Kamu ga sendirian rawat dia." tangannya mengusap airmatanya yang kembali jatuh membasahi pipinya.
Bibirnya bergetar saat ia kembali menatap Melody. "Maafin aku yang baru datang sekarang. Di-saat anak kita sudah tumbuh besar. Pasti sulit ya, Mel? Maafin aku ya. Buat nebus kesalahan aku, biarin aku perjuangin kamu ya. Aku ga bakal lepasin kalian dua."
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIEL
Teen FictionSpin-off Nathan "Kamu kemana kok baru pulang jam segini?" dengan menahan sesak Melody bertanya pada suaminya dengan suara yang ia usahakan agar tidak terdengar serak. Gabriel menegang. Jantungnya bertalu seperti kepergok mencuri. Mata cowok itu liar...