Happy Reading
.
.
.Selamat membaca 🤗🤗🤗
----------
"Kondisinya semakin memburuk. Asam lambungnya naik kian memperparah keadaan. Dia depresi berat. Gue takut Gabe ninggalin kita, Nath." dengan airmata yang menetes Dhika duduk dikursi yang sudah disediakan pihak rumah sakit. Kedua tangannya meremas rambutnya frustasi. Dokter mengatakan psikis Gabriel sedang tidak baik-baik saja. 5 tahun belakangan Gabriel sudah mengidap penyakit asam lambung akut. Membuat Gabriel kerap kali keluar masuk rumah sakit.
Nanda ikut duduk disebelah Dhika. Wajah cowok itu tak jauh berbeda dengan Dhika. Dia tampak frustasi memikirkan keadaan Gabriel. Baru lima hari yang lalu Gabriel keluar dari rumah sakit. Dan, sekarang Nanda kembali mendatangi tempat ini.
Zriel yang berdiri bersandar pada tembok sambil melipat kedua tangan didada angkat suara. "Yang bisa kita lakukan hanya berdoa. Kita doakan semoga Gabriel baik-baik aja. Kita serahkan semua sama Tuhan." kata Zriel. Ditatapnya satu persatu wajah sahabatnya. Mereka tampak kacau.
Nathan yang sedari tadi duduk diam tiba-tiba bersuara. "Apa kita pertemukan Gabriel sama Melody?"
"Biar apa? Biar Gabe tambah hancur?" tanya Al marah. "Itu sama aja lo mau bunuh Gabriel." mengetahui Melody sudah menikah saja, kondisi Gabriel semakin memburuk. Apalagi jika Gabriel melihat secara langsung keluarga kecil Melody. Al tidak berani membayangkan akan sehancur apa temannya itu. Mungkin saja, detik itu Gabriel langsung meninggal.
"Seenggaknya Gabriel udah lihat Melody secara langsung. Maksud gue sebagai obat ditengah kerinduan." balas Nathan pelan, dia menundukkan kepalanya.
"Saran gue jangan, Nath." Zriel bersuara. Semua orang yang ada disana menatap cowok bertato ular itu. "Melody udah punya anak. Dan anak itu anak Gabriel."
Bernard membulatkan matanya, begitu juga dengan yang lain. Mereka terkejut mendengar ucapan Zriel.
"Gak mungkin lah. Orang waktu itu Melody lagi gak hamil." sanggah Dhika menolak.
Semuanya mengangguk setuju dengan Dhika. Waktu itu Melody sedang tidak berbadan dua. Mana mungkin.
"Gue dapet info itu dari Jacon. Jangankan kita, Melody sendiri waktu itu belum tau dirinya hamil. Semua ketahuan saat Melody pingsan di mall dan dibawa kerumah sakit." kata Zriel.
Bernard bersandar lemas, matanya berkaca-kaca. "Ponakan gue.."
"Beneran? Nanti lo salah info, bang." Reyhan bertanya memastikan.
Kepalan tangan Zriel mendarat pada bahu Reyhan. Dia meninju pelan. "Sebelum gue kasih tau lo pada, gue udah memastikan bener apa enggaknya. Bahkan gue ada fotonya." Zriel mengeluarkan ponselnya menunjukkan anak Gabriel.
Al yang memegang kendali ponsel Zriel melotot melihat anak Gabriel. Betapa miripnya mereka. Al pernah melihat foto masa kecil Gabriel, dan sekarang Al seperti melihat Gabriel waktu kecil.
"Anaknya cowok? Mirip banget buset!" kata Reyhan mengusap wajahnya. Dia menarik badannya mundur lalu kembali duduk.
"Lesung pipinya gemess banget," Bernard meremas bahu Nathan membuat cowok dingin itu mendelik. Dia mengendikkan bahunya membuat Bernard melepas tangannya sambil manyun.
"Tapi asli mirip banget sumpah. Ga bisa berkata-kata gue."
Zriel menerima ponselnya yang disodorkan Al. "Gada mirip-miripnya sama sekali sama Melody."
"Papanya banget ini mah. Gue yakin, sifatnya sama kayak si Gabe." Satria yang dari tadi nyimak ikut menimpali setelah melihat foto anak Gabriel.
"Ternyata Gabriel udah jadi Ayah yang sesungguhnya." kata Dhika.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIEL
أدب المراهقينSpin-off Nathan "Kamu kemana kok baru pulang jam segini?" dengan menahan sesak Melody bertanya pada suaminya dengan suara yang ia usahakan agar tidak terdengar serak. Gabriel menegang. Jantungnya bertalu seperti kepergok mencuri. Mata cowok itu liar...