Happy Reading
.
.
.Selamat membaca 🤗🤗🤗
-------------
Melody keluar dari kelas sembari mengikat rambutnya dengan rapi. Diujung lorong langkahnya dihadang oleh seorang lelaki yang belakangan ini mencuri perhatiannya karena segala tingkahnya.
Gabriel, si cowok humoris diantara 6 inti Archimos setelah Bernard memberikan senyum terbaiknya pada gadis yang sudah mencuri hatinya.
Dengan tangan kanan menyugar poni kebelakang, Gabriel bertanya. "Mau kemana?" tanya Gabriel dengan suara lembut. Sebelah matanya berkedip membuat Melody mengernyit geli dengan bibir menahan senyum.
"Mau ke toilet, kak." jawab Melody sopan.
"Mau gue anterin?" tawar Gabriel berdiri tegak setelah sebelumnya menyandarkan sisi kiri badannya pada dinding. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
Reflek Melody menggeleng. "Eh! Gak usah kak. Aku bisa sendiri. Lagian dekat kok."
"Gapapa. Gue mau ke gudang belakang." gudang usang yang sudah lama tak pernah dipakai memang berada dibelakang tepatnya dibelakang toilet perempuan.
Melody mengernyit. "Ngapain?" tanya Melody dengan mata menyipit, curiga.
Gabriel tertawa, ia meraup muka Melody dengan tangan kanannya membuat Melody menjerit kecil. "Ya main lah. Teman gue disono. Lu kira gue mau nyabu? Ada-ada aja dah." walau dirinya nakal tapi nggak senakal Bernard, Gabriel bersumpah tidak akan pernah menyentuh barang haram itu.
"Ya kan siapa tau." balas Melody.
Ponsel disaku celana bergetar membuat Gabriel merogoh sakunya dan melihat layar hapenya, Nathan memanggil. "Jadi apa enggak nih? Gue udah ditelpon ama si Nathan." Gabriel menatap Melody sambil menyimpan kembali hapenya.
Berpikir sejenak, Melody menganggukkan kepala. Gabriel berbalik, menunggu sesaat Melody berdiri disebelahnya sebelum ikut melangkah.
Disetiap langkah menuju toilet kedua anak manusia itu saling bertukar cerita, tertawa bersama ketika cerita salah satu dari mereka terdengar lucu. Sampai kemudian mereka sama-sama berhenti melangkah setelah tiba didepan toilet.
Gabriel membalikkan badannya hingga dia berhadapan dengan Melody. "Sampai sini gue nganternya. Sono gih masuk. Ini gue juga mau pergi." Gabriel mengedikkan dagunya menunjuk toilet.
Melody mengangguk. "Iya, kak." Gadis itu berbalik hendak melangkah tapi tangan kanannya ditahan membuat Melody berbalik menunduk menatap tangannya yang digenggam erat oleh jari-jari besar berurat yang jari kelingkingnya dilingkari cincin hitam.
Melody mengangkat kepalanya menatap Gabriel yang tersenyum lembut. "Gue pergi ya." izin Gabriel. Suaranya terdengar lembut dirungu Melody membuatnya tak sadar menganggukkan kepalanya.
Melody memandang punggung Gabriel yang perlahan menjauh. Ia menatap tangannya, tangan cowok itu masih membekas ditangan kanannya. Perlahan cewek itu tersenyum, ia mengusap lengannya tepat dimana jari-jari itu berada.
Kenangan itu membuat airmata jatuh dari kedua pelupuk mata Melody. Dia memandang kosong kearah taman yang tampak sepi. Dulu Gabriel itu hangat, tidak pernah sekalipun dia membiarkan Melody sendirian. Selalu menemani Melody meski teman-temannya sibuk menghubungi dirinya untuk mengajaknya berkumpul. Katanya dia nggak mau membiarkan Ody-nya sendirian.
Hati Melody sesak, perlahan bibir yang sedari tadi terkatup rapat itu bergetar pelan, keningnya mengerut tipis ketika sesak itu kian terasa. Melody memukul pelan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRIEL
Novela JuvenilSpin-off Nathan "Kamu kemana kok baru pulang jam segini?" dengan menahan sesak Melody bertanya pada suaminya dengan suara yang ia usahakan agar tidak terdengar serak. Gabriel menegang. Jantungnya bertalu seperti kepergok mencuri. Mata cowok itu liar...