02

1.6K 171 36
                                    



30 komentar deh baru aku lanjut, gimana? Ayo dong ramaikan paragraf manteman!!










.

.

.










"Memikirkan apa lagi?" Kegiatan Sumire yang tengah merakit sesuatu jadi terhenti. "Tidak ada?"

Nona Akita menghela nafas panjang, dia sudah tahu kalau akhir-akhir ini gadis itu sedang dalam keadaan tidak baik. Dua hari lalu bahkan Sumire hampir pingsan, dia terlalu bekerja keras. Disamping itu... Sumire rutin pergi ke daerah terpencil untuk membantu orang-orang. Dia banyak menghabiskan chakranya. Sebab itulah, Sumire tidak bisa lama melompati pepohonan seperti ninja pada umumnya.

"Habis ini istirahat saja..."

"Tidak bisa, yang satu harus ku selesaikan dengan----"

"-dengarkan aku gadis manis.... aku sayang pada kondisi kesehatanmu. Ingat, chakramu juga belum pulih. Kau ingin membantu orang-orang lagi atau tidak?"

Kakei Sumire merenung sejenak. Jujur saja... perkataan Nona Akita memang ada benarnya, namun Sumire memang ingin menyibukkan diri agar tak memikirkan hal-hal yang seharusnya ia acuhkan.

"Baiklah, aku akan menyelesaikan ini..."

"Terakhir, Sumire."

"Iya, Akita-sensei tenang saja..."

Mereka kembali melanjutkan kegiatan merakit sebuah alat yang di bekali teknologi canggih. Sambil sesekali bercerita tentang banyak hal salah satunya----

"Bukankah Denki memberimu penawaran untuk mengajar di akademi?"

"Aku bilang padanya ingin fokus di ryutan. Aku tidak punya bakat mengajar."

"Bercanda ya?! Aku malah dengar anak-anak di Konoha senang sekali denganmu?"

Sumire terkekeh kecil mendapati perkataan tersebut. "Sensei kan tahu kalau anak-anak itu pandai bohong?"

"Tidak... aku yakin! Malah salah satu temanku yang punya anak berusia 6 tahun pun mengatakan kalau dia penggemar beratmu!" Nona Akita semakin menaikan nada bicara disertai kerutan di dahi yang semakin menajam. Sumire ini memang suka sekali merendah.

Kakei Sumire menyenggol lengan perempuan tersebut lalu segera berdiri membawa alat ninja sains yang baru saja selesai dibuat.

Kala menyusuri lorong demi lorong, langkah gadis tersebut terhenti pada saat mendengar percakapan dari dalam sebuah ruangan yang pintunya sedikit terbuka.

Dia memutuskan mendekat, bukankah tidak apa-apa jika menguping sebentar?

"Kawaki si tidak tahu malu, dia mau apa lagi kembali ke desa?!"

"Benar! Bahkan Hokage pun sudah menolak kehadirannya disini."

"Otak udang itu harusnya langsung dibunuh saja dulu!"

Sumire tahu bahwa pembahasan tentang Kawaki belum pernah pudar sampai detik ini. Sudah belasan tahun berlalu, tapi belum ada kabar yang jelas kalau Kawaki kembali lagi ke desa ini setelah di tolak berkali-kali.

"Sudahlah...." ia bergumam pelan lalu segera pergi menuju ruangannya.

Setiba di tempat tujuan, Kakei Sumire menaruh alat ninja tersebut di dalam sebuah lemari besar. Dia akan mengujinya besok, karena setiap pengujian di lakukan... harus di dampingi langsung oleh Dokter Katasuke.

I LOSE YOUR SORRY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang