.
.
.
.Dua hari berlalu, pagi itu keluarga Uzumaki tengah berkumpul di ruang makan. Himawari juga berada di rumah setelah melakukan perjalanan misi selama satu Minggu penuh. Seharusnya lebih lima hari, namun karena kekhawatiran Naruto... dia rela bertengkar dengan Shikamaru agar putrinya bisa pulang lebih cepat.
Hinata sejak tadi sibuk di dapur bersama putrinya, sementara Naruto tengah membuang sampah di luar. Jangan tanya Boruto dimana, anak itu sejak pulang dari misi kemarin sore masih belum memunculkan diri hingga sekarang.
"Hima.... panggil Ni-san mu, suruh dia sarapan dulu."
"Ha'i....." sahutnya bermalas-malasan. Jujur saja, Himawari sangat tidak suka jika di suruh membangunkan sang Kakak sebenarnya.
Bahkan ketika sampai di depan pintu kamar saudara laki-lakinya, Himawari masih berpikir untuk menggunakan jurus apa agar sang Kakak kapok tidur sampai siang.
Enak saja orang itu, yang lain sibuk membantu Ibu di bawah dia malah asik-asikan bermimpi indah?!
Himawari sendiri tidak ingin menggunakan byakugannya, kenapa? Karena dia tidak ingin memergoki sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat! Terakhir kali Hima memakai byakugannya adalah bulan lalu, dan dia mendapati sang Kakak dalam posisi tidak pakai baju!
"Onii-san!!!!!!" teriaknya sambil menggedor-gedor pintu begitu hebat. Namun tak ada jawaban dari dalam, gadis kesayangan Naruto itu mulai kesal, dia mengepalkan kedua tangannya. Mata itu pun hampir berubah menyeramkan.
Hima tidak bisa mengontrol diri lebih lama lagi, Kakaknya sungguh menyebalkan! Dia ini sudah lelah! Baru pulang misi kemarin dan di rumah masih belum bisa istirahat!
Belum lagi habis ini ia di suruh ke tempat kediaman keluarga Hyuga, sang Kakek bilang akan ada acara penting dan dia harus hadir disana.
"ONII-SAN!!!!!!!!!"
Teriakan Hima sampai membuat burung-burung bersuara dan berterbangan di luar.
Naruto yang tengah berbincang mesra dengan sang istri di bawah pun sampai berpelukan saking kagetnya. Suara Hima jika sedang marah itu jangan di tanya lagi seberapa hebatnya.
Cklek.
"H-hima...... g-gomennasai....." Boruto menundukkan kepala. Sementara sang adik hanya melemparkan tatapan datar setelah itu pergi disertai ekspresi wajah busuk.
Bruk!
Uzumaki Boruto langsung terkapar lemah di lantai. Nafasnya naik turun tidak karuan, dia lebih takut mati di tangan Himawari dan sang Ibu dari pada di bunuh oleh musuh.
Cari perkara dengan Himawari artinya sama dengan mendatangkan perang dunia ninja ke enam. Ayahnya, Kakek Hyuga, bahkan sekelas Otsutsuki bulan bernama Toneri pun sangat menjaganya. Boruto masih ingat saat dalam perjalanan menemuinya dulu untuk melatih mata spesialnya ini, hal pertama yang di tanya Toneri adalah keadaan sang Ibu, lalu adiknya.
Uzumaki Boruto tidak tahu mengapa Toneri sangat mengkhawatirkan Ibunya, karena di setiap sesi latihan.... dia selalu mencari tahu mengenai kondisi sang Ibu, Hinata.
Boruto tentu tahu kalau Ibunya cantik, tapi rasanya tidak mungkin jika dewa sekelas Toneri memperhatikan Ibunya begitu jauh.
"Apa yang kau tunggu kuning sialan, dasar bego. Dengan anak kecil saja kau lemah? Cih! Biar ku sepak dia!"
![](https://img.wattpad.com/cover/344289873-288-k138885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOSE YOUR SORRY [END]
RomanceSumire pikir ketahanan hatinya tidak akan runtuh melihat kepulangan seseorang yang telah menghancurkan hatinya sejak lama. Namun ternyata, semakin dia mencoba untuk membuat pelindung agar dirinya tak terjun semakin dalam kedalam rasa sakit itu...