100 komentar baru aku lanjut ya...
Jangan lupa ramaikan paragraf dengan komentar asik kalian🙏
Sarada memperhatikan sahabat kuningnya yang sering kali diam selama tiga hari belakangan ini. Dia dan Mitsuki tidak tahu apa sebabnya, yang pasti... semenjak kembalinya Sumire, pria tersebut jadi sedikit berubah khususnya tiga hari lalu.
Oh iya, sekarang mereka tengah berada dalam perjalanan pulang ke desa Konoha usai menyelesaikan misi selama dua hari dari sang Hokage ke-tujuh. Ketiganya di utus menuju desa Takata, desa yang sebagian besarnya terdapat lumpur yang begitu panas. Masyarakat desa Takata hidup diatas pegunungan tinggi untuk mengindari lumpur yang semakin lama semakin menyebar luas. Untuk bisa sampai ke desa tersebut pun harus melalui perjalanan cukup sulit.
Bagi masyarakat biasa, mereka harus menuruni tangga yang luar biasa panjang. Tangga itu pun terbuat dari tali, jadi bukan senang untuk melewatinya.
Jika untuk sekelas ninja pasti mudah saja, namun mirisnya.... desa tersebut hanya memiliki 13 ninja aktif dari 300 populasi yang hidup disana.
"Boruto, kau kenapa?" Sarada memanfaatkan kesempatan di tengah-tengah waktu istirahat mereka. Mitsuki tadi ijin pergi, katanya ingin ke sungai untuk minum.
".......... tidak ada."
"Dari tadi kau diam saja. Bukan, tapi sudah tiga hari ini mukamu busuk sekali."
"Kau ini bicara apa-----"
"Katakan saja padaku, aku bisa membantumu."
Uzumaki Boruto mendengus jengkel. Dia sudah tahan diri sejak tadi, emosinya pun tidak cukup stabil akhir-akhir ini dan Sarada malah membuatnya tambah naik darah.
"Kau tak bisa."
"Kau bahkan belum mengatakan apapun soal-----'"
"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan."
Boruto langsung membuang muka setelah mengatakan hal tadi, ia serius mengatakannya. Sarada mungkin bisa membantunya perihal urusan lain tapi.... untuk yang satu ini, hanya Boruto yang tahu seperti apa rasanya.
Dia lebih baik mengurung diri dalam kamar dari pada keluar, bisa sampai menerima misi pun karena diancam oleh sang Ayah. Apalagi jika bukan dengan tambahan bayi Uzumaki dalam rumah mereka?
"Teman-teman, sepertinya kita harus cepat kembali karena hari mulai gelap." Mitsuki memberi saran ketika dirinya baru saja sampai. Dia pun tentu tidak ingin terjebak di tempat itu pada malam hari. Mitsuki tidak takut sebenarnya, namun daerah ini terkenal memiliki kabut tebal yang sangat ekstrim ketika tengah malam tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOSE YOUR SORRY [END]
RomanceSumire pikir ketahanan hatinya tidak akan runtuh melihat kepulangan seseorang yang telah menghancurkan hatinya sejak lama. Namun ternyata, semakin dia mencoba untuk membuat pelindung agar dirinya tak terjun semakin dalam kedalam rasa sakit itu...