03

1.3K 158 40
                                    




Berikan aku 70 komentar kece kalian, ramaikan paragraf semuanya!!! Tapi tolong jangan spam yang keluar dari alur cerita, berikan aku komentar berdasarkan alur cerita.

70 komentar baru aku mau lanjut😍





.

.


.




Sudah sekitar tiga hari ini Uzumaki Boruto sengaja melewati gang dimana Sumire tinggal. Dia tak menemukan sosok yang dirinya cari, malah hanya beberapa orang berjualan di pinggir jalan serta lingkungan yang di penuhi orangtua.

Boruto sendiri tidak tahu mengapa dia jadi penasaran terhadap Sumire Kakei. Mungkin efek dari sikap gadis itu terhadapnya yang secara tiba-tiba berubah?

"Sebenarnya aku membuat kesalahan apa?"

Dia bingung, bahkan terus memikirkan hal ini berulang-ulang di sepanjang hari namun tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Oi."

Seorang anak kecil laki-laki yang sedang berjalan langsung berhenti ketika mendapati pria kuning itu tengah bersandar di salah satu batang pohon.

Kaken mencoba tidak peduli, tapi nyalinya langsung ciut pada saat si kuning mengeluarkan shuriken yang hampir melukai kepalanya. Untung saja benda itu terlempar kearah yang berbeda.

"Kau----tidak latihan lagi dengan Kakakmu?"

"........ sok akrab."

"Aku bertanya baik-baik, bocah."

"Sumire-sensei sedang ke desa Suna."

Boruto mengerutkan kening mendengar jawaban tersebut. "Misi?"

"Iya."

"Dia pergi seorang diri?"

"Kenapa kau ini kepo sekali terhadap guruku? Kau menyukai dia ya?! Heh?! Pria jelek!"

Uzumaki Boruto tanpa berkata apapun langsung pergi secepat kilat hingga hanya meninggalkan debu yang berterbangan.

Kaken mendecih, "Dasar orang aneh!"

Dia pun tidak tahu mengapa akhir-akhir ini sering bertemu pria kuning itu. Bahkan saat berbelanja ke pasar dengan Ibunya kemarin siang, dia sempat melihat laki-laki tadi disana. Hanya sekilas, namun tatapan mata mereka sempat bertemu.

"Oii!! Seichi-san!!! Chotto matte!!!" teriak Kaken dari kejauhan tat kala melihat seorang temannya hendak memasuki gerbang akademi.

Kaken berlari menggunakan chakranya, namun hanya berlangsung sebentar karena Seichi memberitahu bahwa hari ini mereka akan menggunakan banyak chakra dalam latihan.

"Sumire-sensei belum pulang?"

Kaken mengangguk-anggukan kepala sambil menaik-turunkan nafasnya tidak normal. "Sensei bilang kan pergi tiga hari?!"

Seichi menghela nafas panjang mengetahui hal tersebut. "Belakangan ini anak-anak yang lain mulai belajar dari perempuan rambut hitam. Aku benci."

"Sarada-sensei?"

"Aku bahkan tak ingin mengingat namanya."

"Dia baik?"

"Aku tahu."

Kaken menyipitkan kedua mata lalu secara tiba-tiba mengeluarkan sebuah shuriken mungil. "Lalu mengapa kau benci dia?! Sumire-sensei mengajari kita untuk tidak membenci orang! Baka!"

I LOSE YOUR SORRY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang