Sumire pikir ketahanan hatinya tidak akan runtuh melihat kepulangan seseorang yang telah menghancurkan hatinya sejak lama.
Namun ternyata, semakin dia mencoba untuk membuat pelindung agar dirinya tak terjun semakin dalam kedalam rasa sakit itu...
85 komentar baru aku lanjut. Ramaikan paragraf ya semuanya~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua orang tampak berlari tunggang langgang ke berbagai arah saat ledakan dahsyat kembali terdengar untuk kesekian kalinya.
Banyak anak kecil menangis, bahkan puluhan Ibu yang baru melahirkan bayi-bayi mereka pun tidak selamat atas perang besar-besaran ini. Keadaan langsung kacau, semua ninja pun sudah di kerahkan untuk menyelamatkan yang masih memiliki kesempatan hidup.
Sebenarnya perang sudah berlangsung sejak dua bulan lalu. Tapi mungkin sekarang baru di mulai puncaknya, dengan kehadiran dua orang. Yang sudah lama sekali pergi meninggalkan desa.
Uzumaki Boruto, dan Kawaki.
Keduanya tampak berdiri diatas patung hokage Naruto yang masih utuh. Tidak hancur seperti patung-patung lain.
Boruto dengan pedang, serta jougan yang aktif sejak tadi.
Di belakangnya berdiri bayangan Momoshiki, sementara Kawaki di kawal langsung oleh Ishiki.
"Kembalikan Ibuku. Dan Ayahku."
"Aku mengirim mereka ke tempat yang aman."
Boruto di penuhi amarah membabi buta langsung melepaskan shurikennya. Namun sial, dapat di hindari dengan mudah oleh pria di hadapannya.
Tak berselang lama, serangan demi serangan akhirnya terjadi. Kawaki yang setengah badannya di kendalikan Ishiki memberikan serangan membabi buta.
Ini sulit, Momoshiki bahkan mengakui kalau Ishiki memang lawan yang tidak mudah di kalahkan. Dia bukannya tidak bisa, namun kekuatannya tidak sebesar dulu sebab beberapa persen datanya sudah dia berikan pada Boruto agar pria tersebut tetap bertahan hidup.
"Boruto-kun..... Kawaki-kun....." berdiri seorang gadis bersurai ungu dengan mata ungu dari jarak cukup jauh. Dia terluka parah, membuat Kawaki yang merasa iba ingin segera menolongnya.
"Tolong lihat akibat dari pertikaian kalian ini, tolong.... berikan sedikit rasa kasihan kalian kepada penduduk desa yang terkena dampak."
"Persetan dengan mereka, aku ingin orangtuaku kembali!" tukas Boruto, melirik datar pada Sumire dengan kieru rasengan yang sudah siap melukai Kawaki.
"Boruto-kun, apa kau tak ingat pada janjimu? Melindungi desa ini......"
"Kau akan menyesal jika mempercayaiku."
Perkataannya yang terdengar sepele dan enteng membuat Sumire terdiam lama. Hatinya seakan disayat oleh ribuan pisau tajam. Pria itu ... tidak seperti pria yang tiap malam selalu menemaninya.