I LOSE YOUR SORRY [END]

27

Hallo, maaf lama up....

Ramaikan paragraf dengan komentar asik kalian jika tidak ingin cerita ini Hiatus ya 🙏

Sumire berada di tengah-tengah hutan Konoha yang mana di tempat dia berdiri saat ini di tengah-tengahnya merupakan lokasi jatuhnya meteor semalam.

Kakei Sumire meneliti seorang diri, tadi dia memang sempat di bantu oleh beberapa ninja dari Konoha untuk memasang palang agar tidak ada yang mendekati kawasan tersebut, setelah itu Sumire menyuruh mereka untuk kembali lagi ke desa.

Perempuan tersebut menaruh beberapa serpihan dari meteor tersebut kedalam sebuah kotak kecil. Dirinya akan meneliti ini di laboratorium. Dan Sumire berencana untuk membuat buku yang berisi tentang penelitiannya terhadap meteor itu. Lalu, memberikan buku-buku tersebut ke seluruh akademi ninja maupun sekolah-sekolah biasa di setiap pelosok negeri. Sumire ingin generasi berikutnya lebih paham dan tertarik untuk menjadi ilmuan, meneliti itu asik... meskipun ada harga yang harus dibayar setelahnya.

Harga yang dimaksud disini, kita tidak tahu sampai kapan penelitian tersebut dapat digunakan dengan baik. Mungkin di kehidupan berikutnya, ada orang-orang nakal yang asal mengubah fakta. Hingga membuat hasil penelitian itu nantinya menimbulkan masalah akibat tindakan mereka.

Contohnya saja alat ninja sains buatan Katasuke, susah payah dia menciptakannya agar bisa digunakan oleh orang-orang yang sekalipun tidak memiliki chakra, datanglah Amado yang asal menggunakan penemuan itu untuk tujuan jahatnya sendiri.

"Hey----"

"AAA!!!" Sumire hampir saja terjungkal ke belakang jika Uzumaki Boruto tidak segera menahan pinggangnya.

Gadis itu terkejut, bagaimana tidak?! Pada saat berbalik badan, laki-laki tersebut berada tepat di depan matanya.

"Maaf.... sebenarnya aku sudah dari tadi disini, kau mungkin terlalu fokus jadi----tidak mengetahui keberadaan ku."

Sumire menarik nafas panjang kemudian mundur beberapa langkah ke belakang. "Boruto-kun...."

"Sedang apa?" Boruto memungut sebuah pena yang tidak sengaja di jatuhkan oleh perempuan itu barusan.

"Meneliti ini,"

"Aku bisa datangkan banyak untukmu jika mau."