04

1.5K 167 76
                                        


30 komentar baru aku lanjut....

Dahhh, jangan malas komen ya... jangan spam next juga, komen di paragraf aja okayy









.

.

.






Kesadaran Sumire akhirnya kembali, dia tampak sudah pulih total dengan chakra yang juga ikut terisi. Gadis Kakei tidak perlu mencari tahu siapa yang membantunya, pasti Boruto.

Dia pun tidak asal tuduh, karena terakhir kali dirinya memang bersama pria kuning itu.

"Kau membuat kami khawatir, Sumire...."

"Maafkan aku, Chocho...." ujarnya dengan raut wajah menyesal. Namun yang di dapat, perempuan dengan kulit tan ini malah memeluk dirinya erat-erat. Sampai merengek dan menyuruh Sumire agar jangan terlalu bekerja keras supaya tidak terjadi hal seperti sebelumnya.

"Lepas, Chocho. Kau bisa membuatnya mati sesak."

"Hey kau sedang menyindir tubuhku?!"

Shikadai memutar bola matanya malas dikatai begitu. "Aku kan sedang bicara fakta?"

"Shikadai----!!"

"Teman-teman, sudah.... tidak apa-apa. Jangan bertengkar.... ya?"

"Sumire memang yang terbaik!" sahut Chocho disertai senyum menawan. Lain halnya ketika dia memandang Shikadai lagi, tatapannya langsung berubah menjadi penuh kebencian.

Kakei Sumire terkekeh lucu melihat keduanya, lalu tanpa di sengaja. Tatapannya jatuh pada Boruto yang justru memperhatikan dirinya dari luar pintu ruang rawat.

Pria itu sudah tahu kalau kehadirannya akan membuat Sumire tidak nyaman. Jadi dia memilih untuk mengikis jarak diantara mereka.

"Kau harus berterimakasih pada Boruto, Sumire. Dia bertarung dengan Momoshiki untuk meminta chakranya demi bisa menyelamatkanmu." ujar Shikadai di tanggapi anggukan setuju dari Chocho. Tumben?

"........" Sumire mencoba melirik lagi kearah pintu. Boruto sudah tidak mengintip, namun dia masih duduk disana.

"Atau mungkin kau----perlu bicara berdua dengan Boruto?"

"Apa----t-----"

"Ayo gendut!!"

"SHIKADAI!!!!!" teriak si gadis Akimichi dengan suara melengking. Dia pergi mengejar Shikadai, sambil menahan amarah sebab dirinya baru saja di ejek.

Sumire hanya dapat menarik nafas panjang, setelah ini dia tidak tahu harus apa. Memanggil Boruto? Tidak!

Tapi dia memang harus mengucapkan terimakasih, apalagi kata Shikadai.... pria itu rela bertarung dengan Momoshiki demi dirinya.

"Boruto-san....."

Akhirnya dia memilih egois dengan pikiran setelah hatinya menyuruh berkali-kali untuk memanggil pria tersebut.

Si pemilik nama langsung beranjak dari kursi, dia berdiri di ambang pintu dengan eskpresi wajah senang bukan kepalang begitu namanya disebut.

"Terimakasih."

"Sama-sama, Inchou.... kau juga sudah menolongku sebelumnya. Kita harus gantian,"

".......... ya."

"Bagaimana keadaanmu sekarang, Inchou?"

I LOSE YOUR SORRY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang