PRESENT
"Hei, kau mungkin lebih kaya dariku, tapi aku bisa dengan mudah menghancurkanmu. I'm the best lawyer in New York for fuck sake."
Mendengar nada sombong Chanyeol menyebut dirinya pengacara hebat dan membanggakan diri membuat Rosé ingin memuntahkan lagi isi sarapannya. Ini masih pagi dan suasana hati Rosé sudah rusak karena kehadiran seorang Chanyeol Young. Ia memutar bola mata dan mencibir pelan di kursi pantri. Ia tahu Chanyeol tidak akan mendengarnya.
Rosé dan Jisoo sejak tadi hanya memperhatikan drama yang sedang terjadi antara Kai, Jennie, dan Chanyeol. Entah Jennie terlalu mabuk atau Kai yang terlalu keras kepala untuk bermalam di apartemen saat semua orang ada di sini. Ya, Jennie punya hubungan rahasia dengan bosnya, CEO keras kepala bernama Kai.
Waktu Jennie menceritakan semuanya, Rosé membelalak tidak percaya. Ia terkejut karena Jennie menyembunyikan rahasia sebesar itu darinya dan Chanyeol. Setahu Rosé, Jennie selalu menceritakan semua hal pada kakaknya.
Meninggalkan drama ketiga orang di hadapannya, Rosé mengambil ponsel dan membuka situs pencari pekerjaan. Sebenarnya Rosé sudah bekerja paruh waktu mengisi acara musik sebuah kafe kecil di dekat kampus. Terkadang ia juga mengunggah video cover di sosial media. Hanya saja kedua hal tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Ditambah kini ia sedang menghadapi ujian akhir dan kedua orang tuanya semakin sinis karena membiayainya.
"Setelah kau lulus, kau mau bekerja apa? Selamanya menjadi pengisi acara di kafe kecil?" tanya ayahnya saat Rosé pulang ke rumah terakhir kali.
"Kau bisa lanjut berkuliah ke jurusan yang lebih masuk akal, Rosie. Belum terlambat untuk mendaftar magister program bisnis atau ekonomi. Setidaknya itu lebih menjanjikan. Kami akan membantumu dengan biayanya." ibunya ikut bersuara.
Ingin rasanya Rosé berteriak dan memaki-maki kedua orang tuanya yang selama hidup hanya bisa mengkritisinya tanpa memberikan perhatian. Tapi sialnya Rosé terlalu takut untuk membela dirinya sendiri. Lagipula ia tidak mau menyebabkan masalah. Bagaimanapun, mereka tetap keluarganya.
Family always argue. There is nothing new about it. Right?
"Aku sedang lari pagi lalu berada di area ini. Jadi aku ingin mengecek keadaanmu." Rosé tidak siap dengan keberadaan Chanyeol yang tiba-tiba ada di dekatnya lalu duduk di sampingnya. Pria itu mengambil sarapan dari piring Rosé sambil berbincang dengan Jennie yang berada di sofa.
Dengan satu gerakan cepat, Rosé bergeser menjauh dari Chanyeol. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat sinis ke arah pria itu. Bisa ia rasakan pria itu menatapnya dengan mata menyipit. Mungkin pria itu tersinggung? Baguslah. Rosé tidak peduli. Ia tidak mau terlibat interaksi apa pun dengan Chanyeol.
Rosé kira setelah Chanyeol berkuliah di Harvard dan ia pergi ke NYU, ia tidak perlu lagi berurusan dengan pria itu. Tapi sepertinya selama Rosé masih berteman dengan Jennie, Chanyeol menjadi orang yang tidak bisa dihindarinya. Terlebih saat Chanyeol bekerja di sebuah law firm besar di New York. Pria itu sering mengunjungi adiknya. Kalau saja bukan karena ia sudah sayang pada Jennie, Lisa, dan Jisoo dan butuh tempat tinggal dengan sewa rendah, Rosé sudah pindah dari rumah ini agar bisa menjauh dari Chanyeol.
Lalu pikiran untuk tinggal jauh dari ketiga sahabatnya membuat Rosé sedih. Meski dengan banyak perbedaan di antara mereka, Rosé justru merasa hubungannya dan ketiga sahabatnya ini lebih dari hubungan yang ia punya dengan keluarganya. Bahkan lebih dari hubungan Rosé dan kakaknya. Ia jarang sekali berkomunikasi dengan Madeline.
Terakhir Rosé dengar dari orang tuanya, Madeline membeli sebuah apartemen di Chicago dan bekerja di law firm ayah mereka. Ya, Mason Park sudah memiliki law firm sendiri sekarang. Sementara Rosé tetap menjadi mahasiswa dan artis yang kesusahan finansial karena terlalu takut meminta uang pada keluarganya yang kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever You | chanrose (YOU SERIES BOOK 2) ✔️
FanficYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Rosé membenci Chanyeol bahkan sejak mereka kecil. Pria itu tukang bully, berantakan, sombong, tidak tegas, dan segala hal yang salah dalam...