•MATURE CONTENT•
"Dia kenapa?" tanya Lisa yang kebingungan begitu melihat Rosé masuk ke dalam rumah dengan Chanyeol dan kondisinya.
Rosé membawa Chanyeol ke kamarnya. Ia menyuruh Chanyeol menunggu sementara Rosé menyiapkan minuman hangat. Begitu keluar dari kamar, Lisa dan Jisoo sudah berdiri di dekat kamar Rosé.
Rosé menggeleng. "Aku tidak tahu," jawabnya. "Saat aku sampai, dia sudah duduk di depan dengan kondisi seperti itu. Kurasa dia juga mabuk."
"Apa ada hubungannya dengan masalah kalian?" tanya Jisoo.
Rosé tetap menggeleng. Ia berjalan ke dapur dan membuat teh hangat. Kedua temannya masih menutur karena belum mendapat jawaban pasti.
"Kurasa dia akan tidur di sini malam ini," ujar Rosé sambil membuat minuman.
"Kau mau tidur di kamarku?" tanya Jisoo menawarkan.
Menghela nafas, Rosé menggeleng. "Aku ingin mengawasi keadaannya. Kurasa kondisinya berhubungan dengan masalah keluarganya."
"Jennie punya masalah keluarga?" tanya Lisa bingung. "Dia tidak pernah menceritakannya padaku."
"Jennie tidak tahu," sahut Rosé. "Chanyeol memintaku merahasiakannya."
Setelah segelas teh hangat selesai dibuat, Rosé hendak kembali ke kamar. Meski ia merasakan lelah menyerang tubuhnya, tapi ia tidak tega membiarkan Chanyeol begitu saja.
Sebelum ketiganya berpisah ke dalam kamar masing-masing, Jisoo berkata, "Makan malammu ada di lemari pendingin."
Rosé mengangguk sekali. "Terima kasih, Jisoo," ucapnya. "Dan maafkan aku merepotkan kalian berdua."
Lisa menyahut sambil tertawa. "Well, tidak setiap hari kau melihat mantan pacarmu menangis di depan rumahmu—"
"He's not my ex!" protes Rosé tersinggung.
"Oh, maaf," sahut Lisa. "Your boyfriend." Lisa mengoreksi.
"Lisa!" Rosé memekik yang disusul tawa oleh Lisa.
Di sela tawanya, Lisa bersuara. "Aku hanya bercanda!"
"Kau temani dia. Beritahu kami jika membutuhkan sesuatu." Jisoo mencoba menyudahi perdebatan kedua temannya.
Kembali ke kamar, Rosé melihat Chanyeol duduk di sisi ranjang. Pria itu menunduk dengan kedua tangan menopang kepalanya. Kemejanya berantakan dan kusut. Rosé menghampiri pria itu dan memberikan segelas teh hangat.
"Terima kasih," Chanyeol menerima gelas itu. Ia menangkupkan kedua tangannya.
"Kau mau beristirahat?" tanya Rosé. "Aku bisa tidur bersama Jisoo—"
"Can you stay?" sela Chanyeol. "Itu pun jika kau tidak keberatan."
Rosé mengangguk. Ia duduk di samping Chanyeol dan mengusap pahanya lembut. "Sure."
"Thank you," ucap Chanyeol setengah berbisik. "Dan aku minta maaf atas semua hal yang terjadi."
Rosé tidak menyahut. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Entah berapa kali Chanyeol meminta maaf padanya. Berapa kali juga Rosé menghiraukannya. Kini ia merasa bersalah.
Hening sejenak. Kemudian Chanyeol bertanya, "Bagaimana kabarmu? Kau senang berada di HMR?" nada bicaranya kembali normal. "Maaf aku belum mengunjungimu ke sana. Aku cukup sibuk belakangan ini."
Alis Rosé terangkat. Ia tidak habis pikir dengan Chanyeol. Bisa-bisanya pria itu muncul di rumahnya, membuatnya panik, dan kini berbicara normal seakan tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever You | chanrose (YOU SERIES BOOK 2) ✔️
Hayran KurguYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Rosé membenci Chanyeol bahkan sejak mereka kecil. Pria itu tukang bully, berantakan, sombong, tidak tegas, dan segala hal yang salah dalam...