14. hard to love, hard to trust

441 49 13
                                    

"God, I'm so exhausted!" keluh Rosé berusaha tersadar dari tidurnya. Matanya terasa berat dan kepalanya berputar.

Sambil beralih ke posisi duduk dan bersandar di headboard, Rosé melihat Chanyeol yang duduk di pinggiran ranjang. "Kau tidak tidur?"

"Aku tidak bisa tidur," jawab Chanyeol. Pria itu pada akhirnya harus membangunkan Rosé karena sang gadis terlalu lelap tidur. "Kau butuh kopi atau air mineral?"

Alis Rosé terangkat. Ia heran dengan pria di hadapannya yang menjadi perhatian. "Kau menawariku sesuatu? Apa yang kau makan? Atau kau kerasukan?"

Mengerang kecil, Chanyeol bangkit dari sisi ranjang dan mengambil kopernya. "Aku hanya mencoba membantu, Zebra. Jangan terlalu percaya diri."

"Oh, acara makan malam dimulai lima menit lagi. Kuharap kau bisa bersiap-siap dengan cepat," sambung Chanyeol.

Tubuh Rosé seketika menegang. Ia mengecek jam di nakasnya dan langsung melompat dari ranjang. "Fuck! Kenapa kau tidak membangunkanku lebih awal?"

"I told you I just want to help," gumam Chanyeol sambil mengambil setelan jas dari kopernya.

Rosé berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti pakaian. Setelah selesai, secepat kilat ia kembali ke kamar dan memikirkan riasan wajah yang cepat dan praktis.

Begitu membuka pintu kamar mandi, Rosé melihat Chanyeol sedang menghubungi seseorang di telepon. Hal yang tidak bisa luput dari pandangannya adalah...pria itu tidak memakai atasan apa pun. Sepertinya ia sedang berpakaian ketika ponselnya berdering.

Damn! Batin Rosé menikmati pemandangan di hadapannya.

Ia harusnya mengalihkan matanya. Pertama, ia sudah terlambat. Kedua, ia harus bisa mengingatkan dirinya kalau yang ada di hadapannya adalah Chanyeol. Tapi, ugh! Tubuh pria itu seperti magnet untuk matanya.

Dada bidang Chanyeol terekspos bebas. Kedua biceps yang terbentuk sempurna menegang seiring gerakan tangannya. Garis perutnya terlihat jelas. Bahkan dengan celana kargo pendek berpinggang rendah yang dikenakannya memperlihatkan V-line yang tidak seharusnya Rosé bayangkan di mana ujungnya. Bukan tubuh berotot kekar layaknya atlet atau binaragawan. Tapi Rosé bisa menilai kalau pria itu rajin berolahraga.

"Enjoying the view?" Rosé bahkan tidak sadar Chanyeol sudah selesai menelepon.

Fuck! Batin Rosé mengumpat. Ia ketahuan.

Seringai pria itu tidak tertahankan. Seakan ia baru saja menangkap basah Rosé melakukan sesuatu yang memalukan. "Tidak apa-apa. Bukan pertama kalinya aku jadi objek fantasi orang lain."

"Ew!" Rosé bergidik jijik. Meski ia memperhatikan tubuh pria itu, tapi demi Tuhan Rosé sama sekali tidak berpikiran kotor apalagi hingga berfantasi tentangnya.

Chanyeol membawa pakaiannya ke dalam toilet. "Kurasa aku harus mengganti pakaian di dalam. Kecuali kau tidak masalah melihatku membuka baju di sini?"

"Sana masuk!" perintah Rosé menyembunyikan perasaan malu dan marahnya.

Hampir dua puluh menit kemudian, keduanya baru turun dan menghampiri semua orang di taman belakang. Taman belakang disulap sebagai area pesta bertema rustic. Paduan warna kayu dan putih menjadi dekorasi cantik yang estetik. Ditambah lampu-lampu beragam bentuk dan ukuran menerangi hari yang mulai gelap.

"Rosie!" suara ibunya menyambut Rosé dan Chanyeol yang baru muncul. "Kau cukup beristirahat?"

Rosé mengangguk. "Ya, maaf kami terlambat. Aku terlalu lelah hingga ketiduran."

Ever You | chanrose (YOU SERIES BOOK 2) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang