"Good morning, lovebirds!" sapa Lisa begitu Rosé dan Chanyeol keluar dari kamar. Gadis itu sedang duduk di kursi pantri sambil menikmati kopinya. Jisoo berada di dapur sedang membuat roti lapis.
Rosé tidak menggubris. Ia menghampiri Lisa dan duduk di sampingnya. Chanyeol berjalan di belakang menutur Rosé.
Saat Rosé sedang menuangkan kopi, Lisa bertanya jahil. "You guys up all night, huh?" seringainya. "Doing something exciting?"
"Jealous much?" cibir Chanyeol santai sambil menyesap kopinya. "I'm sorry you can only heard us from your room with your sad little vibrator."
Rosé tersedak minumannya. Jisoo berhenti berkegiatan dan melihat Chanyeol dan Lisa bergantian dengan tatapan kaget.
Mata Lisa melebar dan mulutnya terbuka. "Uh, I'm sorry mister. Bahkan semalaman aku bisa mendengar suara sirine puluhan blok jauhnya. Tapi aku tidak bisa mendengar suara temanku terpuaskan olehmu."
"Lisa!" pekik Rosé merasa malu.
Lisa melihat Rosé dengan mata memicing. "Dengan semua potensi yang kau punya dan kau memilihnya? Rosie, please you can do better!" cibirnya.
Menghiraukan ocehan Lisa untuk menghindari perdebatan, Rosé memilih memberitahu tentang Jennie. "Aku meminta Jennie dan Kai datang ke sini. Mereka sudah di New York."
"Ada masalah apa?" tanya Jisoo.
Rosé mengalihkan tatapannya Chanyeol. Merasa Rosé memberinya sinyal untuk menjawab, ia berkata, "Aku akan memberitahu Jennie tentang kasus orangtua kami," ujarnya. Ia lalu menceritakan secara singkat kasus ayahnya kepada Jisoo dan Lisa dan bagaimana Rosé mengetahui semuanya.
"Oh my God, I'm so sorry," respon Jisoo. "Kuharap hasilnya menjadi yang terbaik untuk semua pihak."
Kemudian Rosé bersuara. "Aku juga akan memberitahu Jennie tentang hubungan kami," ujarnya melihat Chanyeol.
Lisa berkomentar. "Bahwa kalian mabuk berat dan dia menggodamu untuk tidur dengannya?"
Mata Chanyeol memutar. "You should keep your mouth shut once in a while, Lisa or I will—" cibirnya menahan kesal.
Belum selesai kalimat Chanyeol, suara pintu diketuk. Keempat orang tersebut melihat ke arah pintu bersamaan, lalu saling melihat satu sama lain.
"Hei, guys it's me!" suara Jennie terdengar di luar.
Rosé beranjak dengan cemas. Ia kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya. Jennie langsung menghambur memeluknya begitu pintu terbuka.
"Oh, aku merindukanmu!" seru Jennie memeluk Rosé.
Reuni singkat terjadi antara keempat gadis yang saling memeluk dan berteriak histeris. Setelah mereda, Kai yang pertama berbicara dengan serius. "So, apa yang membuat Jennie sangat panik hingga kami harus terbang sangat pagi ke sini?" tanyanya melihat satu per satu dari keempat orang di sekelilingnya.
Kikuk, Rosé menjawab, "Kurasa kita harus duduk untuk membicarakan ini."
Jennie melihat Rosé dan Chanyeol dan duduk berdampingan di sofa dengan bingung. Ia ikut duduk di kursi lain dengan Kai yang tetap berada di sampingnya. Lisa dan Jisoo kembali ke pantri, bergerak tanpa suara sambil berusaha mendengarkan pembicaraan keempat orang tersebut.
Seperti menyadari sesuatu, Jennie memekik. "Jangan bilang kalian—"
Chanyeol cepat-cepat menyela. "Lebih baik kau dengarkan aku dulu, oke? Ini tentang Ayah."
Wajah Jennie berubah panik. "Ada apa dengan Ayah?"
Chanyeol tidak langsung menjawab. Ia melihat ke arah Rosé dan ke arah Kai. Sahabatnya itu mendelik dan menatap Chanyeol dengan seribu arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever You | chanrose (YOU SERIES BOOK 2) ✔️
FanfictionYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Rosé membenci Chanyeol bahkan sejak mereka kecil. Pria itu tukang bully, berantakan, sombong, tidak tegas, dan segala hal yang salah dalam...