•MATURE CONTENT•
Acara pesta pernikahan selesai menjelang sore. Setelah para tamu pulang dan mempelai pengantin pergi untuk bulan madu, sisa dari keluarga berkumpul bersama untuk makan malam.
Beberapa saudara Rosé kagum dengan penampilannya di pernikahan. Orang-orang tidak menyangka Rosé benar-benar bisa tampil dengan apik.
Begitu selesai makan, Rosé membawa piringnya ke bak cuci. Setelahnya, ia naik ke kamar yang juga diikuti oleh Chanyeol.
"Kukira kau masih ingin mengobrol di bawah?" tanya Rosé melihat Chanyeol menuturnya.
Chanyeol menggeleng. "Kurasa sudah cukup untuk hari ini," jawabnya.
Masuk ke dalam kamar, Rosé mengambil laptop dari tas gendongnya. Ia segera mengerjakan demo lagu yang memang sudah tersimpan di salah satu folder. Ia memutar rekaman lagu tersebut.
Suara lantunan dari tuts keyboard milik Rosé terdengar dari rekaman. Chanyeol yang sedang duduk bersandar di sofa kembali tegak dan ikut mendengarkan.
"Itu demo lagu yang akan kau kirim?" tanya Chanyeol yang dijawab anggukan oleh Rosé.
Setelah intro yang singkat, terdengar suara Rosé bernyanyi. "Ain't no magic tool to fix it, you should keep your distance," suaranya mengalun lembut dengan alunan keyboard.
Begitu lagu hendak masuk ke bagian reff, Rosé mematikannya. Hal itu membuat Chanyeol memprotes. "Kenapa dimatikan?!"
"Aku tidak mau kau mendengar laguku secara utuh sebelum aku mengirimkannya kepada Paul," sergah Rosé.
Mendengar alasan Rosé membuat pria itu tersinggung. "Memangnya kau pikir aku akan melakukan apa?! Putar hingga selesai atau aku akan menghubungi Paul dan benar-benar menyabotasemu."
"Memangnya kau siapa bisa melakukan itu semua?" ejek Rosé.
Chanyeol berjalan menghampiri gadis itu dan berbisik dengan penuh penekanan di depan wajah Rosé. "Tidakkah kau belajar banyak selama dua hari ini? Semua tamu undangan mengenalku. I'm the Beyonce."
Here we go! Batin Rosé mencibir.
Setelah seharian Chanyeol bersikap baik dan tidak bertingkah menyebalkan. Kini pria itu kembali ke setelan awal.
Menghindari perdebatan yang akan merusak mood-nya, Rosé kembali memutar rekaman di laptopnya dan membiarkan Chanyeol mendengarkan lagu yang ditulisnya sendiri.
Sekian menit berlalu, lagu itu akhirnya selesai. Rosé memperhatikan ekspresi Chanyeol. Sebenarnya ia ingin bertanya pendapat Chanyeol. Tapi sebagian dirinya tidak siap untuk mendengar komentar pria itu.
"Apa judul lagu ini?" tanya Chanyeol.
Rosé angkat bahu. Ia berpikir sejenak. "Aku belum memutuskan. Sejauh ini aku memberi judul Hard to Love," jawabnya.
"Well, jika Paul menolaknya, aku sendiri yang akan datang ke kantornya untuk memaksa," ujar Chanyeol membuat alis Rosé berkerut.
"Semenit yang lalu kau baru saja mengancam akan menyabotaseku," sindir Rosé.
Mata Chanyeol memicing. Ia menyahut, "Truth is, I like your song," ujarnya. Ia lalu melanjutkan. "It's so obvious you are talking about yourself. Tapi secara keseluruhan, aku suka lagumu."
Rosé memprotes. "Aku tidak menceritakan tentang diriku sendiri!" sangkalnya berusaha untuk terdengar meyakinkan.
Hanya saja Chanyeol benar, lagu itu memang ditulisnya berdasarkan kisahnya sendiri yang merasa sulit dengan percintaan. Rosé hanya tidak suka saat Chanyeol benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever You | chanrose (YOU SERIES BOOK 2) ✔️
Fiksi PenggemarYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Rosé membenci Chanyeol bahkan sejak mereka kecil. Pria itu tukang bully, berantakan, sombong, tidak tegas, dan segala hal yang salah dalam...