Keduanya memandang langit-langit. Tubuh yang polos saling bertaut di bawah selimut. Chanyeol menarik tubuh Rosé agar memeluknya. Gadis itu menurut tanpa memprotes.
"I wish I could stay here forever," gumam Chanyeol memejamkan matanya.
"Di Australia?" tanya Rosé.
Chanyeol angkat bahu. "Di manapun. Asal bersamamu."
"Bagaimana jika aku tidak mau?" tanya Rosé jahil.
Raut wajah Chanyeol berubah. Pria itu mengubah posisi agar bisa lurus menatap Rosé dan mengerucutkan bibir. "I'll force you if I had to."
"Freak!" cibir Rosé.
"Oh, kau tidak percaya?" ancam Chanyeol. Pria itu lalu menghujani ciuman ke wajah dan tubuh Rosé tanpa henti. Tangannya menggelitik Rosé.
"Oke! Oke! Aku hanya bercanda! Hentikan!" jerit Rosé diiringi tawa sambil menahan serangan Chanyeol ke tubuhnya.
Serangan Chanyeol berhenti. Pria itu kembali berbaring di samping Rosé. Nafas Rosé terengah-engah karena serangan bertubi-tubi yang baru saja diberikan Chanyeol. Sejenak hening di antara mereka.
"Truth or dare?" tanya Chanyeol.
"Truth," jawab Rosé singkat.
Chanyeol kemudian berkata dengan seringai, "Urutkan pengalaman seksmu dari yang terburuk hingga terbaik."
"Chanyeol!" jerit Rosé terkejut. Ia lalu mengomel, "Itu privasiku!"
"Truth is a truth," sahut Chanyeol santai. "Kau tidak boleh berbohong."
Tentu saja Rosé tidak akan berbohong. Lagipula pengalaman seksnya tidak banyak. Ia bisa dengan cepat membuat peringkat di kepalanya. Tapi ia tidak tahu apakah ia mampu mengatakannya. Chanyeol pasti akan jumawa jika mengetahui.
Melihat Rosé yang enggan menjawab, Chanyeol berkata lagi. "Baiklah, kau tidak perlu menyebutkan semuanya. Sebutkan saja seks terbaikmu."
"You are disgusting! Bilang saja kau ingin mengetahui posisimu," cibir Rosé.
Mendengar kalimat ambigu Rosé membuat senyum Chanyeol mengembang. "Apakah itu artinya aku adalah seks terbaikmu?"
Rosé tidak menjawab. Tapi ia merasa pipinya memanas. Ia tidak tahu apakah wajahnya memerah sekarang.
"Damn!" seru Chanyeol merasa bangga setelah melihat ekspresi sang gadis yang salah tingkah. "Aku merasa tersanjung," seringainya lebar membuat Rosé semakin merasa malu.
"Oke! Giliranku!" sela Rosé ingin segera mengalihkan topik pembicaraan. "Truth or dare?"
Berpikir sejenak, Chanyeol menjawab, "Truth."
Mendengar jawaban Chanyeol membuat Rosé mengejek. "Apa yang terjadi padamu? Tiba-tiba jadi pengecut?"
"Hei, jangan bicara sembarangan," protes Chanyeol. "Aku tidak mengenakan pakaian. Jadi aku tidak mau kau memberikan tantangan yang akan membuatku menyesalinya seumur hidup."
Rosé tidak merespon. Ia memikirkan pertanyaan yang hendak ditanyakannya pada Chanyeol. Sesuatu yang akan sangat berharga yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa depan jika pria itu berulah.
"Sebutkan satu rahasia tergelap yang tidak pernah kau ungkapkan pada orang lain. Tidak ada yang tahu termasuk Jennie dan Kai," ujar Rosé.
Raut wajah Chanyeol tiba-tiba berubah. Ekspresinya menjadi cemas. Tatapannya melayang jauh ke masa lalu. Rahangnya mengeras, seakan menahan diri dan menimbang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever You | chanrose (YOU SERIES BOOK 2) ✔️
Fiksi PenggemarYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Rosé membenci Chanyeol bahkan sejak mereka kecil. Pria itu tukang bully, berantakan, sombong, tidak tegas, dan segala hal yang salah dalam...