VOTE DAN KOMEN YA CANTIK MANISZZZZZ KU😘😘😘😘😘
WAJIB FOLLOW AKUN IG AUTHOR!!!
@erlinaagustiaa
GIOMUTIA
🍃🍃🍃
Hari berganti dengan hari, Minggu berganti dengan Minggu. Sudah satu bulan lamanya Gio mendekam di penjara, ia juga terlalu lelah untuk mengikuti semua kegiatan yang terjadi di penjara.
Pembebasan bersyarat pun sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Perjanjian Gio kepada pihak polisi juga sudah di setujui.
Selama perjanjian ini, Gio harus melaporkan dirinya dimana dan tengah melakukan kegiatan apa saja.
Ia juga tidak bisa jauh-jauh dari pengintaian kepolisian. Ini sudah kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai polisi.
Jika membuat Gio terbebas dengan begitu saja, ia akan begitu brutal untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa di tampung di dalam otak manusia.
Sudah lima nyawa anak kecil yang Gio hilangkan karena overdosis dari obat-obatan yang Gio jual bebas tanpa meminta bayaran mahal.
Setelah menandatangani perjanjian itu, Gio pun bisa pergi dari penjara itu.
Sebelum dia keluar dari penjara, Gio berjalan kearah lapas. Ia melihat ketiga orang yang sudah satu bulan ini menemaninya sedang tersenyum menatap kedua matanya.
"Saya pulang, Bang." ujar Gio meminta tos kepada bang Fraud, Edi dan juga Aslan.
"Jangan aneh-aneh diluar sana. Kita aja pengen keluar dari lapas sialan ini." nasihat Aslan kepada Gio. Sekaligus memberikan semangat pada dirinya sendiri.
Gio terkekeh mendengar Aslan memberikan dirinya semangat. "Siap. nanti saya bantu keluar dari lapas ini, Bang." ujarnya kepada mereka bertiga.
Mereka bertiga hanya bisa tersenyum, mana mungkin dirinya bisa keluar dari lapas, bayar denda saja mereka tidak mampu.
"Eh,"
Fraud menyanggah, "Kamu tidak akan bisa mengeluarkan kami, jangan bermimpi."
"Saya saja bisa bebas, apalagi kalian. Tenang saja, saya yang akan membebaskan kalian bertiga, terima kasih atas kerja samanya, terima kasih juga atas pukulan ringan kalian ditubuh saya ini, tubuh ini sudah tidak sakit lagi, meskipun kaki saya yang agak pincang." Gio ikut menyanggah perkataan Fraud.
"Segera mendapatkan wanita yang menerimamu apa adanya, Gio. Kurangi Jajanmu di club." sahut Edi menambah pembicaraan antara Aslan, Gio dan Fraud.
"Nggak ada yang mau nerima saya apa adanya, mereka pasti mendekati saya karena kekayaan. Coba, nanti saya cari diberbagai penjuru negeri. Siapa wanita yang mencintai saya dengan tulus." tuturnya dengan terkekeh pelan.
Mereka berempat pun saling tertawa dan Gio berpamitan pulang kepada mereka. Mereka bertiga membalas pamitan itu dengan saling berpelukan meskipun terhalang besi.
"Hati-hati, Gio."
"Oke, Bang."
"Hati-hati juga buat kalian." imbuh Gio lagi.
Jaegar, Sean, dan Kelvin pun membalasnya dengan senyuman manis yang belum pernah ia tampilkan kepada orang-orang sekitar.
Setelah urusannya selesai dan juga wajah dari keempat orang tersebut terlihat lelah, mereka pun berinisiatif untuk segera pulang dan tidur secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA TAK AKAN MEMBENCI KITA YANG PERGI
Teen Fiction''Semesta tak akan membenci kita yang pergi'' Buku ini menggambarkan perjalanan emosional dan refleksi tentang kehilangan dan perpisahan. "Semesta selalu punya cerita untuk setiap penghuninya." "Tolong izinkan saya, Pada saat sebelum ditembak mati...