—PERANG DOA-DOA DI UJUNG KEMATIAN; PERTARUNGAN DOA DI BATAS AKHIR.
''Di ambang batas ini, kutahu hidup tak pernah mudah, namun semoga kita ikhlas menerima takdir yang telah digariskan. Langkah terakhir ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah keabadian yang tak terjemah waktu. Aku berharap, di sana nanti, kita bisa menemukan kedamaian yang tak pernah kita temukan di sini. Semoga kita mampu melepaskan, tanpa dendam, tanpa sesal. Sebab semesta tak pernah membenci kita yang pergi.''
****
TERPIDANA MATI KASUS NARKOBA, GELOMBANG III
APA YANG ADA DI PIKIRANMU TENTANG RUANG ISOLASI EKSEKUSI MATI?
Pikiran tentang isolasi menjelang eksekusi mati selalu membawa suasana yang penuh ketegangan dan keterasingan. Isolasi itu seperti sebuah ruang di mana waktu berhenti, dan seseorang terpaksa menghadapi kenyataan hidup dan mati secara intim dan mendalam. Dalam kesunyian dan keterbatasan itu, seseorang mungkin merenung tentang segala keputusan yang pernah diambil, dosa-dosa yang tak tertebus, dan orang-orang yang ditinggalkan.
Di sisi lain, ruang isolasi juga bisa menjadi tempat pembersihan batin, di mana seseorang mungkin menemukan kedamaian terakhir. Namun, tak bisa disangka bahwa isolasi itu penuh dengan kesepian yang mencekam—tak ada yang bisa mendampingi, tak ada tangan yang menggenggam di detik-detik terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA TAK AKAN MEMBENCI KITA YANG PERGI
Teen Fiction''Semesta tak akan membenci kita yang pergi'' Buku ini menggambarkan perjalanan emosional dan refleksi tentang kehilangan dan perpisahan. "Semesta selalu punya cerita untuk setiap penghuninya." "Tolong izinkan saya, Pada saat sebelum ditembak mati...