Disclaimer: Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak dimaksudkan untuk mencerminkan institusi atau individu nyata.
______________________________________
''Semesta tak akan membenci kita yang pergi'' Buku ini menggambarkan perjalanan emosional dan ref...
"You are where my mind goes when it needs to be soothed."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••••••••••••••
Mutia benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Gio. Laki-laki itu benar-benar melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan beberapa minggu lalu. kenapa bisa dia segila itu untuk menghajar habis Bara. padahal dirinya juga bukan siapa-siapanya.
Emosi yang memuncak membuatnya tidak pernah paham dengan kehidupan sehari-harinya sendiri setelah bertemu dengan Gio.
Air mukanya tertekuk seraya membersihkan halaman rumahnya, sesekali dirinya mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar halamannya.
Hari ini hari Minggu, gadis itu tengah membersihkan seluruh rumahnya dari pagi hingga sore menjelang senja.
"Anak gadis bersih-bersih,"
Suara itu membuat Mutia menolah lalu berdiri seraya memegang Gathul. "Ada apa, Vin." tanya Mutia, gadis itu berjalan kearah Kelvin yang sedang berdiri di depan pagar rumahnya.
Kelvin tersenyum tipis lalu menyuruh Mutia untuk mendekat kearahnya. "Sini bentar, ini dapet dari Jaegar buat lo. kasihan banget udah nggak ketemu Gio beberapa hari ini." cowok itu memberikan sekantong eskrim rasa coklat.
Ditengah-tengah percakapan, Sean dan juga Jaegar berjalan kearah rumah Mutia. Gadis itu tertegun menatap mereka berdua yang datang ke arah rumahnya.
"Ada apa, Vin." tanya Jaegar setelah berhenti tepat di samping cowok itu.
Kelvin menunjuk kearah Mutia, "pengan tahu tentang Gio, dia."
"Nggak," sela Mutia. gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah marah sama dia, udah gue kasih pelajaran. tapi nggak apa-apa sih kalau lo mau diemin dia, toh, lo udah ditandai dia jadi miliknya. udah jadi bagian dari keluarga Vicenzo." ledek Jaegar.
"gue suka sama apa yang lo lakuin sama Gio, baru kali ini ada cewek yang bisa bikin dia segila itu." tutur Sean menimpali ledekan Jaegar.
Dengan perasaan kepo, Mutia memulai bertanya kepada mereka bertiga. "Emang dia sekarang kayak gimana?"
"Kayak orang gila," jawab Sean to the point.
"Maafin dia Mut, gue udah minta maaf sama Vano dan semua temen-temen, Bara. mereka aja maafin, masa lo nggak mau maafin, Gio. gue seneng kalau dia deket sama lo, lo juga kita jagain kok, dia beruntung punya lo yang baik dan pengertian. buktinya waktu Gio kita pukul ko duluan yang ngamuk-ngamuk nggak jelas." ujar Jaegar seraya tersenyum dengan ukiran yang indah.