44. PENDOSA YANG INGIN BERTAUBAT

1.2K 59 0
                                    

VOTE DULU YA!!!!!👊🏻🤸🏻


••••••••••••••••••••••

''Aku terlalu membencimu. Sampai aku tidak menyadari bahwa nafas dan seluruh anggota tubuh yang engkau berikan kepadaku adalah bentuk cintamu kepadaku. Engkau berikan aku bermacam-macam ujian untuk aku tetap dijalanmu, namun aku lebih memilih membencimu dan berada dijalan yang engkau benci.''

      -Pendosa yang ingin bertaubat.


•••••••••••••••••

''Jika kamu melakukan dosa hingga setinggi langit dan sepenuh bumi, kemudian kamu bertaubat, niscaya Allah Swt. Akan mengampunimu hingga sepenuh bumi.''

  -Seorang pendosa itu ingin berubah.

         

   
                       🍒

Setelah sarapan pagi, Gio dan juga Mutia tengah bersantai di ruang tengah dengan ditemani acara kajian yang  berlangsung di layar televisi. Sambil memakan jajanan yang tadi pagi Mutia beli di pasar, mereka berdua tampak diam, memahami isi kajian itu dengan mulut yang terus memakan jajanan. Mutia terus memadang lekat wajah Gio dan dia harap; apa yang dia tayangkan dengan sengaja ini mampu membuat suaminya itu berusaha keluar dan benar-benar tidak akan mau kembali ke perbuatan maksiat di masa lampaunya. 

Laki-laki itu tidak menyadari tatapan dari Istrinya. Mata Gio tidak berpaling dari layar televisi dan terus menatap dan mendengarkan siaran langsung yang ada di televisi tersebut dengan seksama dan begitu fokusnya, siaran itu di tayangkan dengan sengaja oleh Mutia untuk Gio dengar dan Gio pelajari. Untuk apa? Untuk berlangsungnya kehidupan awal baik Gio. 

Siaran kajian Ustadz Khalid Basmalah, dengan kajian Ustadz Adi Hidayat.

Intinya, didalam dua kajian itu, jika memang ada seseorang yang benar-benar ingin kembali dijalan Allah, ia akan berfikir dengan sendirinya bukan karena orang lain. Naik turun perasaan itu memang ada. Kalau memang sudah tobat dan mengulang lagi maksiat, jangan lengah dan putus asa, taubat terus dan terus bertaubat sampai hati kita merasa lelah dan kemudian tunduk untuk bertaubat kepada Allah Swt. Dan nanti, ketika wafat, ajal tiba, dalam keadaaan sedang bertaubat kepada Allah Swt.

''Ternyata, tugas seorang suami itu bukan hanya jadi tulang punggung, 'ya? Tugas seorang suami itu juga jadi imam bagi makmumnya?'' celetukan dari Gio, menyadarkan perempuan yang ada di sampingnya.

''Tugas seorang suami itu banyak. Bukan hanya sebagai suami aja tapi perannya. Imam keluarga, tulang punggung, bantu istrinya. Dan masih banyak lagi tapi sebagian laki-laki yang aku lihat; mereka selalu menjadikan perempuan sebagai budak. Padahal bersih-bersih rumah, cuci pakaian, memasak, itu juga termasuk tugas laki-laki'' 

Gio menoleh kearah Istrinya, ''Aku nggak bagus di agama. Aku udah jauh sama sang pencipta. Apa aku bisa membimbing mu. Aku pikir tugas seorang suami itu hanya bertanggung jawab kepada Istri saja, tapi kenyataannya lebih dari itu.''

Mutia menunjuk kearah layar televisi. ''Shalat taubat. Mau?!''  layar televisi itu menayangkan tata cara shalat taubat setelah kajian tersebut selesai.

Layar televisi itu tengah menayangkan pengertian dan juga tata cara Shalat Taubat.

Tanpa ragu, tanpa banyak tanya. Gio mengangguk. ''Mau! tapi aku nggak tahu bacaannya.''

"Dan—Aku tak pernah shalat." imbuhnya dengan nada lemah.

''Aku bantu dan aku ajari semuanya.'' perempuan itu bangun dari duduknya lalu mengajak Gio pergi dari ruangan itu.

SEMESTA TAK AKAN MEMBENCI KITA YANG PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang