votenya tolong diimbangi ya wak
Instagram 👉@erlinaagustiaa
Jangan lupa, wajib follow
••••••••••••••••••••
Suara klakson motor dari Milo membuat gadis itu cukup terganggu, ia dengan tergesa-gesa melakukan semuanya sendiri dengan jantung yang berdegup kencang. Surya yang melihat anaknya tengah sibuk pun dengan cekatan menyuapi sang anak dengan nasi goreng. suapan demi suapan telah masuk kedalam perut anaknya hingga tak tersisa apapun.
''Mutia berangkat sama Milo, Yah. nanti pulangnya sama dia juga, jadi Ayah nggak usah khawatir jemput Mutia nanti sore.'' tutur Mutia yang mendapatkan anggukan dari sang Ayah.
''Yang rajin belajarnya, ya. jangan nakal dan jangan berantam disekolah, ingat, sekolah itu tempat mencari ilmu bukan mencari ilmu berantam.'' nasihat Surya kepada sang anak perempuan satu-satunya itu.
saat hendak mencium punggung tangan sang Ayah, Mutia baru tersadar. ''Mutia, beberapa bulan lagi mau ujian kelulusan, Yah. Doa-in Mutia biar bisa dan lancar, ya, Yah.''
Surya mengangguk menatap wajah sang anak. ''Anak Ayah pasti bisa, semangat selalu buat kamu. jangan lupa selalu berdoa.''
Mutia mengangguk lalu berlari kearah Milo yang tengah duduk di atas motornya. ia menatap Mutia dengan tatapan sebal, kesal, marah, campur aduk. ia melempar kerikil kecil kearah Mutia, pertanda dia cukup sabar menunggu tuan putri, Mutia Ayunda.
''Lama amat, sih. nanti gue telat gimana?'' kesal Milo.
''Kalau bukan disuruh sama bang Jaegar, nggak akan mau gue jemput lo. eh, untung juga lo pacarnya bang Gio kalau bukan---''
''Kalau bukan apa?'' sergah Mutia, gadis itu memasang jaket milik Milo untuk ia lingkarkan ke pinggangnya. menutupi paha yang akan terekspos.
Milo tersenyum tipis, ''Kalau bukan, udah gue baku hantam.''
Mutia menempeleng kepala Milo, ''Gue bukan pacarnya!''
''Ya,''
''Calon istrinya, tapi.'' lanjut Milo dengan nada candaan.
Gadis itu mencubit pelan pinggang Milo, ''Apa yang lo bilang tadi?''
''Nggak ada.'' ucap Milo dengan menahan cubitan ganas dari Mutia.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Merasa dikawal, gadis itu menoleh kearah belakang, dan benar saja. terlihat ada beberapa motor yang berjalan di belakang tubuhnya.
Mutia sedikit menunduk menyeimbangkan tubuhnya dengan tubuh Milo yang sedang mengendarai motor tersebut. ''Dibelakang rame banget, gue takut itu bakalan ngapa-ngapain kita. kayaknya asing dan orang-orang nggak dikenal.''
Milo menoleh sekilas lalu menatap kembali jalanan. ''Itu sebagian dari anggota Violen, dia ngikutin kita karena kita cuma berdua di jalan. pasti mereka takut lo kenapa-kenapa, apalagi lo pacarnya Gio.''
''Tapi gue nggak pernah lihat wajah-wajah mereka?''
''Itu kayaknya dari Bali 'kan cuma sebagian yang di Jakarta, kayaknya Gio yang nyuruh mereka ngawal lo. sekalian mau lihat, secantik apasih calon ibu kapten dari Violen.'' penuturan dari Milo membuat Mutia sedikit terpesona.
Mutia kembali mengecek ke belakang dan masih ada mereka juga. ''Jadi kayak gini, ya, jadi karin. dia selalu dikawal sama temen-temennya Jaegar. keren banget, seumur hidup gue hidup didunia, baru dua kali ini. pertama, gue pernah dikawal sama temen-temennya, Bara. kedua, dikawal sama temen-temennya Gigolo jantan. makin semangat hidup kalau hidup gue penuh dengan kawal- mengawal gini.'' batin mutia cengegesan.
![](https://img.wattpad.com/cover/340428645-288-k127909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA TAK AKAN MEMBENCI KITA YANG PERGI
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak dimaksudkan untuk mencerminkan institusi atau individu nyata. ______________________________________ ''Semesta tak akan membenci kita yang pergi'' Buku ini menggambarkan perjalanan emosional dan ref...