''Semesta tak akan membenci kita yang pergi'' Buku ini menggambarkan perjalanan emosional dan refleksi tentang kehilangan dan perpisahan.
"Semesta selalu punya cerita untuk setiap penghuninya."
"Tolong izinkan saya, Pada saat sebelum ditembak mati...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Private: Gio-Valen
Bitch i'm amped up!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••••••••••••••••••••
_Si perusuh
Senja saat itu begitu indah, dengan pemandangan ombak Laut yang begitu mengimbanginya. Seorang laki-laki tengah duduk di Rooftop hotel dengan sebotol wine yang berada di atas meja.
Sorot matanya tak berkedip dari pemandangan seindah itu. Mungkin ini berkali-kalinya ia datang kesini tapi-
Tapi kejiwaannya masih tidak seindah senja.
"Lo lagi mikirin sesuatu yang tengah terjadi sama lo?"
Suara itu membuat Gio menoleh, ia menggelengkan kepalanya. "Nggak. ngapain mikirin hal gila,"
Tidak duduk di kursi, wanita itu duduk di paha Gio. Cowok itu juga menerimanya. tangan kekarnya memegang pinggang Valen.
Jari jemari tangan lentiknya memegang dan mengusap pelan pipi cowok itu. "Dunia memang kejam, jangan terlalu gegabah."
Kecupan manis di sore hari, wanita itu memeluk tubuh Gio dengan erat. Menjadi kekasih gelap Gio tidak semudah apa yang dipikirkan orang-orang. Sehari manis nanti seharian disiksa. Begitulah siklus kehidupan mereka berdua.
Menjadi wanita bayaran yang harus menyetorkan uang hasil jual diri ke Gio itu sulit. Gio harus tahu siapa yang memakai tubuh kekasihnya. budak tetaplah budak. budak bukan ratu melainkan tetap budak.
Wanita itu memeluknya erat. "Cobalah untuk hidup seperti apa yang lo mau, jangan terlalu mengikuti standar manusia. Itu akan membuatmu terjebak dengan sendirinya." ungkapan dari Valen membuat Gio mempererat pelukannya.
Kecupan tanda pemilikan, Gio berikan cuma-cuma di leher jenjang Valen.
Cowok itu menghisap batang rokoknya lalu mencium pipi Valen. "Ada yang lo mau dari gue, hm?"
