Gadis cantik itu tengah membaca buku di perpustakaan sekolahnya. seorang gadis yang terkenal dengan kenakalannya itu tengah mendapatkan hukuman dari guru matematika wajib. Pak Aryo.
Ia tersenyum kecil ketika mendapatkan sebuah buku 'Kancil dan Buaya' bukannya mengerjakan tugas dari Pak Aryo, gadis itu justru lebih memfokuskan diri pada buku cerita tersebut. hingga suara dari arah belakang tubuhnya membuat ekspresi wajahnya seketika berubah datar. yang tadinya tertawa akan kelucuan isi buku hingga menampakkan gigi geraham seketika tawa itu tertutup rapat dan mengheningkan suasana.
''Ada cewek aneh di perpustakaan, kayaknya dia kena hukuman dari pak Aryo. lo tahu 'kan kalau itu cewek biang kerok di sekolah ini.''
Gadis itu meremas kuat ujung dari buku tersebut. Mutia mendengar samar-samar suara yang tengah membicarakan dirinya sendiri. Ia menghela napasnya panjang ketika sebuah tangan dengan sengaja menarik rambutnya dengan kasar.
Ia menatap kedua gadis yang tengah duduk didepannya. pandangan dari kedua gadis itu membuat Mutia berdecak sebal.
''Kenapa?'' tanya Ana kepada Mutia.
kalau di cerita Karin kalian bertemu dengan Selvi, di cerita Mutia kalian akan mengenal Ana.
Ana termasuk gadis yang menyukai Bara dari segi apapun. gadis itu akan melakukan apapun demi mendekati Bara. bahkan cowok itu sering kali meminta tolong agar Ana cepat-cepat sadar dan lebih baik mencari laki-laki lain yang akan mencintai gadis itu.
Ana, gadis itu melempar buku tulis milik Mutia. gadis itu tersenyum mengejek ketika melihat raut wajah Mutia yang memerah karena menahan emosinya.
''Nggak ada Bara. jadi lo nggak bisa berkuasa seenak lo sendiri. cewek nakal kayak lo itu nggak cocok jadi pacarnya Bara, cowok itu baik sedangkan lo? nakal, jelek, nggak tahu diri lagi.'' tutur Ana.
Mutia menggebrak meja yang membuat Ana dan juga Selvi terlonjak kaget. untung saja di ruangan perpustakaan itu hanya mereka bertiga.
''Bangsat!'' gertak Selvi kepada Mutia.
Mutia tersenyum miring menatap mereka berdua. ''Gue nggak pernah bergantungan sama cowok! gue sama Bara nggak ada hubungan apapun. kita cuma teman, jadi nggak usah bilang bahkan nuduh gue yang nggak-nggak!''
Ana melihat ke arah sahabatnya, ia mengangkat kedua alisnya sebagai pertanda sebuah rencana akan mereka berdua layangkan. Ana dan juga Selvi berjalan kearah Mutia. sebelah kanan Ana dan sebelah kiri Selvi.
Selvi memegang rambut Mutia kasar. ''Nggak usah belagu lo, cewek miskin!'' ejek Selvi seraya mendorong tubuh Mutia dengan jari telunjuknya.
Ana yang mendapatkan operan dari Selvi segera melayangkan sebuah aksinya sendiri. ''Kalau gue boleh jujur, ya, Mut. sebenarnya lo itu udah mau dikeluarin dari sekolah ini dari tahun lalu. tapi kayaknya kepala sekolah kasihan sama lo, nanti kalau nggak sekolah jadi babu. makanya kalau nggak punya uang jangan sekolah di sini, lo itu cocoknya jadi pembantu dirumah gue. keset murahan!''
Gadis itu tak lupa mendorong tubuh Mutia ke arah Selvi, dengan air muka jijik, gadis itu mendorongnya lagi kearah Ana. ''Anak dari seorang satpam rumah yayasan panti jompo, sekolah di sini? nggak cocok banget 'kan, Ana?''
Ana mengangguk, ''Anak miskin yang nggak ada bakat mah mending sekolah jadi pembantu aja.''
''Kok sekolah sih, An. mending langsung ngebabu aja. nanti kalau dia sekolah, bayarannya, kan, suka dia tunda-tunda.'' sela Selvi.
Mereka berdua terus mengejek Mutia, gadis itu tengah menahan emosinya karena dirinya beberapa minggu lalu telah mendapatkan peringatan poin.
Dengan tenang dan penuh kesabaran Mutia akhirnya bersuara. ''Gue memang anak miskin, gue akui kalian berdua kaya raya dan gue akui juga gue cuma anak dari seorang satpam panti jompo. tapi ada satu yang kalian nggak punya dari gue.''
![](https://img.wattpad.com/cover/340428645-288-k127909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA TAK AKAN MEMBENCI KITA YANG PERGI
Novela JuvenilDisclaimer: Cerita ini sepenuhnya fiksi dan tidak dimaksudkan untuk mencerminkan institusi atau individu nyata. ______________________________________ ''Semesta tak akan membenci kita yang pergi'' Buku ini menggambarkan perjalanan emosional dan ref...