Akhir dari kisahnya tidak benar-benar selesai.
''Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu,''
****
-GIORDANO VICENZO DIPINDAH KE LAPAS NUSAKAMBANGAN.
''Karena sejatinya—dunia ini hanya tentang meninggalkan atau ditinggalkan.''
(bab ini mengingatkan aku dengan kalimat ini)
*****Selasa, pukul lima sore, hari itu adalah hari di mana Mutia akan benar-benar melepaskan Gio selama-lamanya. Terakhir kalinya mereka saling berpelukan dan terakhir kalinya dia menyentuh tubuh suaminya.
Sementara itu, di saat yang sama— Giordano Vicenzo terpidana mati khasus narkoba akan diterbangkan ke Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dan akan dipindahkan ke lapas pemasyarakatan Nusakambangan dan menepati sel isolasi di lapas pasir putih terlebih dahulu sebelum sepenuhnya dipindahkan ke lapas batu. Dengan eksekusi hukuman mati ''Jilid III'' (Gelombang ke-3)
Sebagai seorang istri, Mutia tahu saat itu suaminya hanya korban salah tangkap atau hanya dijadikan kambing hitam, tapi tak bisa berbuat banyak. Lagi-lagi hanya air mata yang menjadi luapan perasaanya kala itu. Dengan keikhlasan di bawah tekanan pengadilan, Mutia tidak punya pilihan selain harus pasrah dengan keadaan, harus rela dengan putusan pengadilan, harus rela melepas laki-laki yang selama ini sangat dicintainya, dan harus rela dengan sebuah kematian seorang laki-laki yang selama ini sangat dia cintai.
Dia harus demo? Demo bagaimana? Mencari keadilan atas hukuman mati suaminya? Bukankah semua media hanya tahunya; suaminya, alias Giordano Vicenzo adalah gembong narkoba? Untuk apa dia harus demo— yang pada akhirnya suaminya juga akan mati karena oknum aparat yang begitu saja menangkap suaminya.
Bukankah tes urin sudah menjelaskan kalau Gio negatif narkoba? Terus kenapa tetap dihukum mati? Aneh.
''Senang telah menjadikanmu belahan jiwaku, hidupku dan semestaku.''
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA TAK AKAN MEMBENCI KITA YANG PERGI
Teen Fiction''Semesta tak akan membenci kita yang pergi'' Buku ini menggambarkan perjalanan emosional dan refleksi tentang kehilangan dan perpisahan. "Semesta selalu punya cerita untuk setiap penghuninya." "Tolong izinkan saya, Pada saat sebelum ditembak mati...