14. Lagi lagi menyakitkan.

324 49 8
                                    

"Lima ratus ribu untuk sepiring daging setengah matang? Yang benar saja? Selera orang kaya memang Aneh."

Desis Hyunjin saat melihat sepiring daging setengah matang yang terhidang mantap pada meja di hadapan nya.

Dalam Hati ia merutuk, bahkan Ibu nya dapat memasak daging yang jauh lebih nikmat dan juga matang untuk Tiga Keluarga besar sekaligus; Dengan modal sebanyak yang Felix bayarkan pada kasir untuk Dua piring hidangan di hadapannya ini.

Ah Hyunjin lupa, orang kaya memang pandai membuang uang.

"Kau kira ini daging Kurban? Jelas jelas ini daging pilihan terbaik. Berhenti mengomentari Hyunjin, cepat makan Steakmu sebelum itu dingin."

Lama lama Felix pun jengah mendengarnya. Sejak sampai dan menduduki diri di Restoran favoritnya sejak lama ini, Hwang Hyunjin tidak ada berhenti nya untuk mengomentari semua hal yang ia lihat, termasuk harga harga di buku Menu; Lalu kini lelaki Hwang tersebut mengomentari hidangan yang telah Felix pesankan untuknya.

Padahal ia telah memesan menu yang paling murah, namun tetap saja Hyunjin tidak mau berhenti untuk memberi tanggapan Negatif.

"Tidak ada bedanya dengan daging daging di Pasar, orang kaya hanya dibutakan dengan harga."

Walaupun menuruti Felix untuk memakan hidangan di hadapannya, Hyunjin enggan berhenti menatap sinis ke arah lelaki Lee itu, yang kini terduduk tenang seraya memasukan potongan potongan Steak ke dalam mulutnya.

"Bagaimana dengan Sekolahmu, Hyunjin?"

Setelah beberapa Menit suasana terasa sepi karena Felix yang tidak memberi respon; Akhirnya si Manis Lee mulai membuka suara, mencoba memulai obrolan yang lebih mengenakan hati untuknya.

"Menyenangkan saja, Karina ku semakin Cantik."

Mendengar balasan dari Hyunjin, Felix tersenyum simpul kecut, ia menyesal bertanya. Sungguh ini lebih tidak enak untuk didengar daripada topik yang sebelumnya telah ia matikan.

Tanpa menatap balik Felix yang kini tengah menatapinya dengan tatapan penuh kecewa, Hyunjin lebih memilih sibukkan diri untuk berusaha keras memotong daging hidangan miliknya yang ternyata terasa sangat enak tersebut.

Sialan, ini sulit sekali.

Menggesekan pisau makan dengan brutal pada hidangannya, Hyunjin mendesah frustasi merasa kesulitan, sebelum sebuah tangan lain mendarat tepat di atas tangannya; Memandu telaten dirinya untuk memotong hidangan dengan benar.

"Astaga, kau payah sekali dalam menggunakan peralatan makan, Hyunjin."

Tangan itu tangan milik Felix, yang usai membantu Hyunjin menggunakan pisau nya dengan benar, lelaki Lee tersebut langsung kembali menarik tangan kecilnya kembali pada posisi semula; Lalu tersenyum dengan lebar setelahnya.

Melihat hal tersebut pun, Hyunjin hanya terdiam mematung.

Bukan, bukan karena ia terbawa perasaan atas perilaku si Manis, ataupun senyum Cantik yang lelaki itu berikan; Karena bagaimana pun, senyum milik Karina adalah yang paling Cantik.

Namun sesuatu- sesuatu yang melingkar dengan sangat Indah pada jari Manis Felix, buat Hyunjin terdiam mematung.

Sebuah cincin berlian mahal, dengan dua buah inisial yang tercetak jelas dapat Hyunjin ketahui siapa, C dan F.

Tanpa sadar Hyunjin berdecih, memalingkan tatapannya dari jemari Felix, lalu tersenyum samar setelahnya.

Hah, dasar Bodoh. Jika perasaan Felix masih sama, lalu mengapa pula lelaki Lee tersebut harus mengejar ngejar dirinya bagai tiada malu dan Harga diri?

- Silly Lee ! -

Hyunjin melangkahkan kedua kaki dengan langkah lebar, berusaha cepat meninggalkan Felix yang kini berlari lari kecil tertinggal beberapa meter di belakang dirinya.

Astaga merepotkan sekali.

Samar samar Hyunjin dapat mendengarkan panggilan Felix yang tertuju untuk dirinya.

Tapi masa Bodoh, Hyunjin benar benar sangat malas berjalan beriringan dengan lelaki berdarah Australia tersebut. Ia sedikit menyesali pilihannya.

Andaikan ia tidak membutuhkan uang untuk membantu Karina, Hyunjin mana sudi untuk bertemu dengan Felix, apalagi berjalan berdua dengan lelaki Lee, yang menurutnya sangat kurangajar tersebut.

Namun tetap saja, yang namanya Lee Felix mana mungkin ia menyerah untuk Hyunjin. Maka dengan peluh kecil pada wajah, ia tersenyum lebar hampiri Hyunjin yang kini tepat berjalan di hadapannya.

Tanpa memperdulikan orang orang yang tengah memperhatikan dengan tatapan ingin tahu, Felix tarik telapak tangan yang lebih muda untuk ditautkan pada genggaman di telapak tangan kecilnya.

"Hei kejam sekali kau meninggalkanku, Hyunjin!"

Mengabaikan tatapan Horor yang Hyunjin layangkan, Felix memanyunkan bibirnya; Merajuk atas tingkah Hyunjin yang telah meninggalkan dirinya, dan membiarkannya mengejar ngejar lelaki Hwang tersebut bagai anak hilang.

"Lepas."

Hyunjin tidak membalas perkataan Felix; Namun lelaki itu malah memerintah dengan penuh penekanan, seraya memandang tajam tautan tangannya bersama tangan kecil Felix.

Alih alih merasa takut, Felix membalas sorot tajam Hyunjin dengan tatapan polosnya, lalu menyengir dengan lebar setelahnya.

"Hehe, bukan kah ini lucu? Seperti pasangan baru yang sedang kencan."

Ucap Felix riang dengan cengirnya, namun beberapa Detik setelahnya ia terdorong beberapa langkah ke belakang hingga terjatuh.

Tentu saja tidak lain karena Hyunjin yang telah melepas paksa tautan tangan keduanya dengan kasar, lalu meninggalkan Felix yang kini menatapnya dengan sendu.

[ 1 ] hyunlix : silly lee !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang