Terbangun dalam keadaan terditur di lantai, Lee Felix langsung beranjak dan mengecek ponselnya, sekedar untuk mengetahui pukul berapa saat ini.
Ternyata ia telah tertidur cukup lama. Ini pukul Tiga dini hari, dimana itu berarti ia telah tertidur kurang lebih selama Delapan jam setelah ia menangisi kisah Cintanya yang menyedihkan itu.
Beranjak keluar kamar, Felix langkahkan kaki menuruni tangga, mencari makanan di dapur bawah sana.
Felix lapar sekali. Ia tidak ada asupan makanan sama sekali sejak dari kemarin siang, pun di Restoran cepat saji kemarin ia hanya makan secuil saja karena Putus Cinta. Ia sedikit menyesal di buat nya.
Membuka kulkas dan laci tempat penyimpanan makanan, yang ia temukan hanyalah kehampaan. Tidak ada apapun disana, hanya sarang Laba Laba yang telah menyatu dan satu ekor Laba Laba yang tengah bersantai di atas nya.
Brrttt
Ugh brengsek sekali, bagaimana ini? Perutnya sudah berguncang meminta asupan makanan. Namun memang dasar yang namanya hidup, pasti ada saja kesialan yang menanti.
Maka dengan kesal Lee Felix kembali menutup laci kosong tersebut, dan berbalik arah menuju tangga, untuk kembali ke Kamar.
Menjengkelkan sekali memang! Mau tidak mau jikalau seperti ini, jalan satu satunya adalah membeli makanan lewat aplikasi Online. Padahal sudah susah payah Lee Felix berhemat uang bulanan, namun apa boleh buat? Keadaan perutnya kini jauh lebih penting dari apapun.
Menutup kembali pintu Kamar setelah ia membukanya untuk masuk, Felix dudukan diri pada kursi depan meja tercinta andalannya. Sedikit bergunam kecil lafalkan lirik lirik lagu Barat dengan asal.
Ia membuka ponselnya kembali setelahnya, ingin membuka aplikasi berlogo hijau dengan ikon motor disana. Namun sialnya notifikasi muncul lebih dulu beberapa detik sebelum Felix berhasil daratkan jari telunjuk pada aplikasi yang ia tuju sebelumnya. Notifikasi tersebut bawa matanya tertempatkan pada salah Satu artikel remaja mingguan pada ponselnya.
Ah membosankan sekali.
Baru saja ia ingin mengembalikan halaman ponsel untuk kembali pada aplikasi yang ingin ia tujukan sebelumnya, suatu kalimat pada artikel itu malah mengambil fokusnya.
Cinta memang tidak dapat di beli dengan uang, namun uang dapat membeli kepalsuan dari sebuah Cinta.
Meneguk salifa di antara tenggorokannya dengan sedikit kasar, Ibu jari Felix dengan perlahan kini kembali menaikkan layar ponselnya dengan hati hati.
Ini pengalamanku, jatuh Cinta pada seorang gadis. Gadis itu yang tidak mencintaiku, aku mengerti, maka dengan uang aku membeli kepalsuan Cintanya. Awalnya aku pikir tidak masalah jika ia tidak benar benar tulus dalam mencintaiku, yang kubutuhkan adalah ia. Namun ternyata, Cintanya datang karena terbiasa. Yang awalnya gadisku hanya mencintai hartaku, kini ia mulai terbiasa untuk mencintaiku juga.
Apa maksud dari membeli kepalsuan Cinta yang ada di dalam artikel tersebut? Apa jika Felix mencobanya itu akan berhasil?
Karena jujur saja, dari beratus ratus cara di Internet, hanya cara ini lah yang belum pernah Felix praktekan secara langsung dalam mengejar Cinta Hwang Hyunjin.
"Membeli kepalsuan Cinta ya?"
Bilah bibir merah itu terbuka buat suara, menutup layar ponselnya, lalu meraih satu foto di atas meja. Tatap foto tersebut di tangan nya dengan sangat dalam dan hangat penuh rasa kerinduan. Lalu Felix bawa Ibu jarinya tuk mengelus salah satu orang di dalam foto tersebut dengan perlahan.
Itu foto mereka berdua, Hyunjin dan Felix. Foto itu diambil saat mereka masih bersama.
"Apa aku harus mencobanya? Biarlah palsu, asal aku dapat merasakan Cinta dari Hyunjin kembali meski hanya dusta."
Dan Felix benar benar telah meyakinkan dirinya, ia hanya berharap jika cara ini tidak akan berakhir sia sia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 1 ] hyunlix : silly lee !
Kurzgeschichten[ ON EDIT ! ] Lee Felix bukan tipe orang yang mudah menyerah dalam mendapatkan hal yang ia inginkan, termasuk memiliki Hwang Hyunjin. Si anak sekolahan yang merupakan Atlit renang, sekaligus Kapten Basket di sekolahnya. Namun apa daya, Hwang Hyunjin...