20. Perasaan asing Hyunjin

493 64 6
                                    

Lima belas Hari semenjak kejadian Bioskop yang lalu. Hyunjin kini langkahkan tungkai menuju Sekolah, pikirannya kacau sekali, pun jari jari Tangannya yang enggan berhenti untuk memutar mutar benda persegi dalam genggamannya.

Itu dompet milik Felix.

Pikir lelaki Hwang itu melayang pada kejadian beberapa Hari yang lalu, saat dimana Lee Jeno, teman dekatnya, bertanya perihal sang Mantan.

"Hey Hyunjin! Aku pikir aku menyukai Lee Felix, Mantanmu. Kau bilang dia lebih suka lelaki yang lebih muda, bukan?"

Seharusnya Hyunjin tidak merasa marah. Dan seharusnya pula, Hyunjin tidak langsung memukul Jeno tepat di Muka tampan lelaki tersebut saat itu.

Namun entah mengapa setelah mendengar pernyataan Jeno Hari itu, perasaannya menjadi sangat panas, kesal, juga marah. Apalagi mengetahui jika si Manis belum juga menghubunginya sejak Malam di saat lelaki tersebut berkata ingin menyerah padanya.

"Sialan untuk apa aku harus gundah untuk hal seperti ini?"

Betul, kenapa pula Hyunjin harus merasa gundah? Bukan kah seharusnya Hyunjin bersorak riang atas perginya eksistensi lelaki Lee itu dari hidupnya? Hyunjin itu kan benci Felix, jadi untuk apa ia merasa khawatir?

"Argh sialan! Aku ini suka Karina, aku ini Cinta Karina. Kenapa juga aku harus memikirkan si Sialan Lee Feli-"

"Felix?!"

Seperti disambar Petir, tubuh Hyunjin membantu. Detak Jantung berpacu tak karuan memenuhi rongga Telinga, tidak lupa dengan peluh yang kini mulai basahi seluruh inchi kulit Putih si Hwang.

Haha apa apaan itu- bagaimana bisa hanya dengan berpapas Mata dengan Lee Felix saja dapat membuat Hwang Hyunjin grogi setengah mati seperti ini?

Iya itu benar. Saat ini Lee Felix tengah berjalan dengan arah yang berlawanan dengan Hyunjin, dan dengan tidak sengaja pula pandang Mata mereka saling bertemu.

Hyunjin mati matian menahan gugup saat pandang Mata Felix untuknya berubah menjadi picingan kecil, yang menatap dirinya dengan intens.

'Haha, Lee Felix, aku tebak kau akan langsung memeluk ku dan berkata rindu berat padaku setelah ini!'

"Oh- sepeti kenal."

Hah- Tunggu apa katanya?

Rahang Hyunjin rasanya ingin jatuh, ekspetasinya terbanting telak. Bahkan sedetik setelah mendengar kalimat yang terkesan sangat dingin tersebut keluar dari mulut Felix.

Apa apaan itu seperti kenal? Tentu mereka kenal dan sangat mengenal Satu sama lain. Mereka pun pernah menjalin kasih, bagaimana bisa dengan tega Lee Felix berkata seperti itu?

Dan disaat Lee Felix memutus kontak Mata di antara keduanya secara sepihak, Hyunjin tanpa ragu langsung menarik tubuh kecil itu dalam pelukannya.

Lihat- siapa yang posesif di sini?

"Fel-"

"Lepas."

"Huh?"

"Aku bilang lepas, Bangsat!"

Dorongan keras diterima Hyunjin dalam peluknya bersama Felix. Buat Hyunjin melepas paksa tautan di antara keduanya dengan tubuh yang kini sudah terhempas pada Trotoar.

"Apa apaan kau, Sialan. Dasar tidak tahu malu- kau pikir kau siapa menyentuh tubuhku tanpa ijin?"

Maki Felix pada Hyunjin setelahnya. Lelaki berdarah Australia itu kini menarik kedua ujung kerah Seragam Hyunjin, dan menatap nyalang lelaki yang masih terjatuh pada tepi Trotoar tersebut.

Untung saja Pagi ini masih terasa sepi, jika tidak, mungkin mereka berdua sudah menjadi bahan tontonan dan gosip Pagi Hari.

"Kenapa? Bukan kah kau suka itu? Bukan kah kau sangat suka sensasi saat tubuh kecilmu itu aku sentuh? Kemana sikap Murahan mu itu, Felix? Jangan bersikap seolah-olah kau membencinya!"

Ikut tersulut emosi dengan sikap Felix yang ia rasa merendahkannya, kini salah satu Tangan Hwang menahan kedua Tangan Lee yang masih mencengkram kuat kedua ujung kerah Seragamnya.

Bangkit dan mendorong tubuh Felix hingga menubruk tembok pembatas jalan yang ada tepat di belakang lelaki tersebut; Hyunjin kini hempaskan kasar kedua Tangan Felix yang telah ia tahan, dan kemudian mengukung si Lee pada tembok dengan kedua Lengan setelahnya.

"Brengsek kau, lepaskan aku Hyunjin!"

"Tidak akan."

Bahkan dengan sekuat tenaga Felix berusaha keras untuk mendorong Dada Hyunjin menjauh, lelaki yang lebih muda darinya itu tidak juga kunjung untuk melepas.

"Berhenti membuatku marah Lee Felix! Aku hanya ingin meminta maaf soal apa yang telah berlalu. Apa begitu sulit untukmu mendengarkan?"

Terdengar hembusan nafas setengah frustasi yang Hyunjin keluarkan. Lelaki Hwang itu memejamkan kedua Matanya sesaat, mencoba keras menulikan pendengaran atas semua kalimat cacian yang tengah Felix layangkan untuknya.

"Kau marah karena aku menggunakan uangmu untuk Kencan bersama Karina? Astaga Felix, dari awal aku itu suka Karina. Kau sendiri yang datang menawarkan imbalan uang jika aku menyetujui ajakan Kencan bersamamu. Yang benar saja, Felix? Harusnya kau tahu diri dan berterimakasih setengah mati pada Karina, berkatnya aku dengan sia sia menawarkan waktu Kencan untukmu secara gratis. Sebagai tanda ganti rugi atas uangmu yang telah aku pakai Malam itu."

BUGH!

"Sialan kau Hwang! Masa Bodoh dengan uang yang kau gunakan itu. Aku tidak perduli. Anggap saja itu sumbangan untuk orang tidak mampu seperti dirimu. Dan satu lagi, aku sudah menyerah dan itu nyata. Aku tidak pernah menjilat omonganku sendiri. Jadi jangan pernah muncul di hadapanku lagi, dan bersikap lah seolah kita tidak pernah mengenal satu sama lain. Melihat wajahmu saja sudah membuatku kembali mual- HOERK."

Balas Felix, kemudian memuntahkan isi perutnya setelah lelaki itu berhasil menendang kemaluan Hyunjin. Sukses buat yang lebih muda terjatuh kembali di atas Trotoar, seraya memegangi selangkangan yang terasa sakit.

"Apa yang kau katakan itu benar Hyunjin. Aku memang lelaki Murahan, dan tidak pernah pantas untuk dicintai."

[ 1 ] hyunlix : silly lee !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang