15. Kenapa harus marah?

304 51 11
                                    

"Hindari yang berbahasa inggris, Felix, aku tidak mengerti!"

Astaga, rasanya Felix ingin menjambaki rambut panjang Hyunjin sekarang juga.

Sebenarnya cukup aneh sih. Hyunjin itu kan masih anak Sekolah, tapi kenapa rambutnya dibiarkan tumbuh panjang menutupi leher belakang begitu saja?

Oke kembali ke topik awal.

Felix tersenyum kikuk menahan kesal pada Hyunjin di ujung tenggorokan. Bagaimana tidak? Lelaki Jangkung di sampingnya ini terus saja memberi alasan alasan tidak logis untuk semua rekomendasi film yang akan mereka tonton.

"Tetapi mereka akan menyertakan terjemahan pada film yang dapat membantumu untuk memahaminya, Hyunjin!"

Jawab Felix dengan cengir lebar nya- yang dimana sebenarnya, di balik cengir lebar yang tengah Felix tunjukkan, lelaki Lee tersebut sedang setengah mati menahan rasa emosi di ujung lidah.

Hyunjin menaikkan satu alisnya sebagai respon, mencebik kecil, lelaki Hwang tersebut merebut sedikit paksa ponsel di tangan Felix, yang tengah terbuka sebuah halaman website 'jadwal bioskop terkini'.

"Seleramu Jelek sekali."

Balas Hyunjin setelahnya, seraya menggeser geser layar ponsel Felix ke atas; Berusaha keras mencari rekomendasi film yang sesuai dengan selera.

Felix hanya dapat merutuk dalam Hati, membalas perkataan Hyunjin dengan ejekan ejekan yang enggan ia keluarkan secara nyata.

"Padahal kau yang Jelek."

Namun tanpa sadar ejekan Felix terucap secara nyata lewat dua belah bibirnya.

Walaupun hanya suara kecil yang hampir tidak terdengar karena berhamburan dengan suara bising orang orang di lobby Bioskop, namun tetap saja Hwang Hyunjin dapat mendengarnya dengan sangat jelas.

"Kau bilang apa tadi? Aku yang Jelek? Serius Lee Felix? Bahkan seleramu lebih dari payah. Dimulai dari selera makananmu, pakaianmu, musikmu, filmmu, mainan yang kau timbun di kamarmu.. Dan terakhir cincin Jelek sialan yang masih kau simpan di jarimu itu. Cih aku tidak heran mengapa kau tergila gila pada Seo Changbin, selera orang kaya memang Jelek."

Merasa diremehkan, Hyunjin bangkit dari tempatnya duduk. Melempar kecil ponsel Felix yang sebelumnya ia pegang pada si empu, Hyunjin berbalik hadap yang lebih tua; Sedikit berbisik kecil sebelum kembali berbalik dan berlalu dari jangkau mata Felix.

"Biar aku yang memesannya sesuai seleraku. Kau tunggu di sini sebentar. Seleramu benar benar Jelek, bagaimana bisa kau ingin bersanding menjadi pasanganku dengan selera seperti itu? Karina memang yang terbaik, ck dasar merepotkan saja kau, Lee Felix."

Lalu setelah mengatakannya, tubuh Hyunjin menghilang di balik keramaian antrean kasir. Meninggalkan Felix yang kini kembali diserang oleh rasa panik dan sesak di Dada atas satu nama yang telah Hyunjin sebutkan.

Bukan- bukan Karina, namun yang sebelumnya, Ya, nama itu, Seo Changbin. Mantan Tunangan sekaligus Cinta Pertama dari Lee Felix.

- Silly Lee ! -

Hyunjin terdiam menatapi sebuah tas kertas dengan logo brand mahal baju pembelian Felix untuknya pada tangan kiri, sedikit menyesal merutuki ucapan jahat nya untuk Felix barusan.

Sungguh ia tidak bermaksud untuk menghina lelaki Lee tersebut, namun entah mengapa emosinya menguap nguap saat melihat cincin yang masih melingkar pada Jari Manis yang lebih tua untuk yang kesekian kalinya.

Sungguh ia dapat dengan mudah mengenal jelas kedua inisial yang tercetak indah di atas cincin berlian mahal tersebut.

Changbin dan Felix.

Haha, sedikit tertawa di dalam Hati, Hyunjin kini mengasihani diri Felix yang terlalu Gila akan Cinta nya pada lelaki Seo tersebut; Sehingga dengan mudahnya Felix mengejar ngejar Hyunjin bagai orang tidak tahu malu sebagai rasa pelarian. Hyunjin benar benar merasa dipermainkan.

'Apakah kau benar benar sangat haus akan belaian seorang lelaki, Lee?' Ucap Hyunjin dalam Hati.

Omong omong tentang Bioskop, Felix sudah menitipkan dompet beserta uang dan semua kartunya pada Hyunjin, sehingga tidak perlu khawatir saat Hyunjin baru saja meninggalkan yang lebih tua tanpa meminta seperser pun uang untuk memesan kedua tiket.

Dan saat ini pula, Hyunjin sudah ada pada posisi ke Tiga antrean dari depan. Melihat lihat ke sekeliling, hari ini Bioskop benar benar terasa sangat ramai.

Oh tentu saja karena ini Malam Minggu.

Tapi tetap saja Hyunjin merasa jengah dalam berbaris. Maka untuk meminimalisir rasa bosannya, ia menoleh ke Kanan dan Kiri mencari sesuatu yang dapat menarik perhatian.

Seperti dinding dinding kaca Bioskop yang langsung memperlihatkan keadaan ramai di luar tempat menonton itu, contohnya.

Dan benar saja, beberapa detik beralalu, kini Mata Elang nya dapat menangkap sesuatu yang sangat menarik perhatiannya kembali.

Bukan- bukan pakaian dari brand mahal atau barang mewah impiannya, apapun itu; Namun saat ini, di dalam jangkau mata beberapa puluh meter di hadapannya, Hyunjin dapat melihat jelas perawakan seseorang yang sangat ia kenali.

Ah tidak, koreksi. Mata Elang nya dapat menangkap jelas perawakan seseorang yang sangat Hyunjin Cintai,

Karina.

[ 1 ] hyunlix : silly lee !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang