29. Lee Felix dan Masa lalu.

334 45 4
                                    

Terlahir di dalam Keluarga yang cukup terpandang dengan jabatan sang Ayah yang merupakan salah satu Anggota Badan Pemerintahan Negara, dan jangan lupakan pula Bisnis sampingan yang telah dibangun oleh sang Ibu. Semua hal tersebut dapat menjelaskan betapa Jaya nya kehidupan kecil seorang Lee Felix.

Hidup dengan penuh berkecukupan seperti seorang Pangeran dari Kerajaan Negeri Dongeng, tentu saja sudah memunculkan banyak Privillege di dalam diri Felix sejak ia Dini.

Sayangnya, hal itu pula yang menjadi pemicu atas segala pembentukan sifat Buruk dari Lee Felix.

Tumbuh dan besar di Lingkungan yang selalu mengayomi keinginannya, bentuk sifat Egois yang terus berkembang dalam diri Anak kelahiran September tersebut. Mengacu pada pembentukan suatu pendirian di dalam Diri Felix, tentang segala hal yang harus berjalan Baik sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Tapi memang Hidup tidak akan selalu berjalan dengan Mulus sesuai yang selalu diharapkan. Bahkan dengan berapa banyak pun Privillege yang telah Felix miliki, ia tidak pernah menduga jika Tuhan dapat dengan mudah membalikkan Nasib Hidupnya.

Karena masuk pada Umurnya yang ke Sepuluh Tahun, Lee Felix harus menyaksikan betapa Kejam nya Penyakit yang perlahan renggut Nyawa sang Ayah. Buat pelukan Hangat di Malam November kala itu menjadi yang terakhir kalinya.

Lee Felix kecil menangis hebat di dalam pelukan Sang Bibi, melihat perlahan Tubuh Ayahnya yang hilang ditumpuk Tanah.

Dan untuk pertama kali dalam Hidupnya, Felix merasa jika Hidup penuh dengan kecurangan. Tuhan seperti mencurangi Hidupnya, permohonan dan permintaan setiap Malam yang rutin Felix lakukan kali ini tidak pergi untuknya; Ayahnya tidak sembuh.

Felix kecil jadi Benci melihat Tanah yang tertumpuk, semua itu hanya mengingatkan dirinya akan sang Ayah yang sudah terkubur Kaku Pagi Hari lalu.

Bocah Lee itu belum paham akan cara mengekspresikan Emosi. Selama ini ia hanya akan menangis jika permintaannya tidak dituruti, dan jika itu sudah terjadi maka apapun yang ia inginkan akan terkabul.

Namun saat itu Lee Felix juga sudah cukup paham tentang apa yang terjadi. Menangis akan menjadi hal yang paling Sia-sia di Dunia. Ia merasa sangat Hancur.

Walaupun sang Ayah tidak terlalu banyak memberi Perhatian sedari dirinya kecil, namun Felix sangat tahu akan tentang rasa Sayang yang begitu besar dilimpahkan pada dirinya. Felix menangis lagi, bahkan Air Mata nya sudah terkuras habis.

"Jika Ayah memang tidak akan sembuh, maka Ayah akan berharap untuk kebahagiaan Anak-anak Ayah. Felix Anakku, Hidup itu sangat Sulit, namun Ayah dan Ibu selalu berusaha keras untuk mempermudahnya bagi kalian berdua."

Jika Kemarin Malam Felix masih terus saja bertanya perihal maksud dari sang Ayah, maka kini Lee Felix sudah lebih dari cukup paham untuk memahaminya.

Dan Hidup itu memang sangat sulit.

Lalu saat Hari sudah berganti Hari, Bulan yang berganti Bulan, begitupun juga dengan Tahun yang mulai berganti Tahun; Lee Felix kecil ikut tumbuh tanpa lagi sosok seorang Ayah. Anak yang selalu menganggap Hidup adalah Surga di Masa Lalu, kini tumbuh dan kembali berusaha mencari Surganya yang hilang.

Memang pertumbuhan di Masa Remaja seharusnya penuh akan Perhatian Orang Tua, namun lagi-lagi Felix harus menelan realitanya. Setelah kepergian sang Ayah tentu saja membawa pengaruh buruk bagi Finansial Keluarga. Penurunan keadaan Ekonomi yang tidak pernah diperkiraan, mau tidak mau buat sang Ibu harus lebih giat Kerja untuk kembangkan Bisnis Keluarga.

Apalagi saat itu keadaan benar-benar sangat memaksa. Sang Kakak yang masih harus melanjutkan Sekolah Tinggi di Luar Negeri tentu saja membutuhkan biaya yang sangat tidak sedikit.

[ 1 ] hyunlix : silly lee !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang