[ 1 ] hyunlix : silly lee !

7. Air dan Hyunjin.

Felix itu benci berenang. Terjebak pada ketinggian air adalah Neraka yang paling ia takuti. Karena rasanya begitu gelap, kosong dan mencengkam. Air air itu seolah mencekik dan menarik tubuhnya semakin dalam perlahan, melahap semua tenaga dan suaranya sehingga ia tidak dapat mendaratkan tubuh pada permukaan.

Tidak ada yang dapat Felix lakukan selain pasrah, membiarkan tubuhnya perlahan tenggelam menyentuh ubin. Merelakan seluruh sisa sisa napas yang ia punya tercampur aduk dengan air dalam tenggorokan.

Dalam hati Felix bersyukur, setidaknya dalam sisa waktu terakhir hidupnya, ia telah melihat tubuh telanjang sempurna Hwang Hyunjin. Dan ini berarti Felix akan mati dalam keadaan bahagia.

'Lix, Felix. Lee Felix!'

Ah, atau mungkin tidak mati hari ini.

Air kembali berguncang saat Hyunjin menceburkan diri untuk menyusul Felix. Menyusuri Kolam mencari lelaki Pirang yang menyandang status sebagai Mantan kekasihnya.

Tidak butuh waktu lama untuk Hyunjin menemukan Felix. Lelaki itu benar benar tengah memberikan sisa hidupnya pada air. Felix bahkan tidak berusaha menolak saat air air mulai masuki rongga napasnya.

Untuk beberapa saat hati Hyunjin terasa sakit.

Menarik tubuh Felix yang sudah tidak sadarkan diri, Hyunjin bawa tubuh kecil itu dalam pelukan. Bawa naik tubuhnya dan tubuh Felix kearah Daratan.

Saat tangannya sudah menggapai permukaan, Hyunjin langsung menidurkan tubuh pingsan Felix pada pinggiran kolam. Memompa dada Felix, berikan lelaki Tiga tahun lebih tua darinya itu pertolongan pertama.

Dirasa tidak ada reaksi dari CPR nya. Hwang Hyunjin berdecih, menatap jengkel wajah Felix sebelum akhirnya pemuda Hwang tersebut dekatkan wajahnya pada wajah Felix.

Menjepit hidung kecil Felix, lalu menempelkan bibirnya pada milik Felix, setelahnya ia beri sedikit napas nya untuk si pemuda Lee dengan tangan yang tetap bekerja untuk memompa jantung pemuda tersebut.

Ah ini menjengkelkan sekali.

Tidak lama setelah pemberian napas buatan, Lee Felix mulai tersadar. Tebatuk dan memuntahkan semua air yang telah masuk ke dalam rongga rongga napasnya.

"Ohok! Ohok! Ohok!"

Untuk sesaat seusai memuntahkan seluruh air dalam tubuhnya, Felix terdiam, bingung atas apa yang telah terjadi dan mengapa ia berada disini. Bukankah seharusnya ia telah mati mengenaskan di dalam Air? Bukankah seharusnya ia terbangun di Neraka atas segala Karma buruk perbuatannya? Namun mengapa ia masih hidup dan berada di atas permukaan?

"Hey."

Ah Astaga! Felix terjengak kaget saat sebuah suara yang cukup berat menyapa tepat di samping telinga nya. Menoleh, dan semakin terkejut karena menemukan Hyunjin disana, menatapnya tajam menusuk dengan kedua tangan dilipat di Dada.

Uh jangan lupakan jika Hyunjin masih telanjang bulat, perlihatkan benda panjang dengan dua pasang bola yang ikut tergantung di bawah sana.

"Kau! Kau Lee Felix, kau harus berterimakasih dan bersujud padaku! Karena Jika tidak ada aku yang menyelamatkanmu, mungkin kau akan menjadi abu Siang hari ini."

Hyunjin menunjuknya angkuh dengan dagu. Menatap ogah ogah tubuh terduduknya dari bawah sampai atas.

"Sudah beribu kali kubilang, berhenti untuk menguntitiku! Kau benar benar sangat menganggu-"

"...-Tapi Hyunjin,"

"Diam kau diam! Cepat pergi dari sini lalu menyerah lah untuk mengikutiku kemanapun itu. Kau benar benar membuatku muak! Cepat kau pulang sana, aku akan segera ke Sekolah!"

Hyunjin bawa jari telunjuknya ke depan bibir. Beri sinyal untuk memotong dan mengabaikan kalimat sanggahan yang akan Felix berikan. Lalu setelahnya pemuda Hwang itu kembali membuka mulut menyerocos, berterus terang atas perasaan risih yang ia rasakan dari kehadiran Lee Felix.

Seusai ia puas mengeluarkan semua unek unek yang telah ia rasakan dari lama, Hyunjin pun berbalik. Hendak pergi menjauh dan bersiap untuk Sekolah, namun lagi lagi suara Lee Felix kembali buatnya pusing.

"Tapi Hyunjin, pakai dulu handuk dan celanamu. Apa kau lupa jika sekarang kau sedang di dalam keadaan telanjang bulat?"

Dan setelahnya Hwang Hyunjin berteriak bagai Gadis yang tengah dilecehkan.