6. Semangat dan kesialan.

418 58 3
                                    

Felix mengunyah Pasta keju di mulutnya diiringi oleh celotehan milik Seungmin di seberang telepon. Lelaki Kim itu tengah mengoceh tentang betapa bodohnya seorang Lee Felix.

Felix diam saja, alih alih mendengarkan, ia malah menjauhkan ponsel dari jangkauan telinga, dan kembali menyeruput pasta kesukaannya seraya fokus pada tayangan Netflix yang kini sedang ia putar.

Masa bodoh pada Kim Seungmin si Nenek lampir itu.

'-asal kau tahu Lee Felix, hal tersebut hanya akan membuang waktu juga uangmu. Cepat pacari saja Kim Sunwoo, dan segera lupakan bocah SMA jelek itu!'

'...Hey Felix, kau mendengarku tidak sih? Felix! Ah sialan untuk apa kau membanguniku pagi buta seperti ini jika hanya ingin membuatku semakin kesal? Sialan kau!'

Pipp.

Felix berhenti mengunyah sementara, menyadari jika Kim Seungmin telah memutuskan sambungan telepon mereka, lalu akhirnya ia dapat menghela napas dengan lega.

Astaga, memang dasar Nenek lampir. Niat hati ingin mengadu mengenai cara baru yang ia temukan di internet untuk mengejar Hyunjin, alih alih menyemangati, lelaki berwajah anak Anjing itu malah memarahi Felix habis habisan selama Satu jam tanpa henti.

Baru saja ingin kembali menikmati tayangan pada laptop, mata Felix tak sengaja melirik kearah jam di dalamnya. Felix baru menyadari bahwa kini sudah memasuki pukul Lima pagi hari, dimana itu berarti Hwang Hyunjin tengah berlatih renang rutin tiap pagi sebelum akhirnya lelaki itu kembali jalani aktivitas ke Sekolah.

Tersenyum tipis mendapatkan ide, Lee Felix langsung lompat dari kasur nya tanpa mematikan siaran Netflix di laptop, lalu meraih sebuah handuk merah muda dengan motif Love dan bergegas memasuki kamar mandi dengan lompatan lompatan kecil.

Jika kalian menebak kalau ide Felix adalah menemui Hyunjin, maka jawaban kalian benar benar tepat.

Kini lelaki berdarah Australia itu tengah basahi dirinya di bawah semprotan air shower, diiringi suara nyanyian nyanyian lagu yang Felix gunamkan untuk mengawali semangat baru pagi hari setelah menangis selama seharian kemarin hari.

Ah, rasanya Felix tidak sabar untuk melihat tubuh setengah telanjang Hyunjin di antara air air kolam dengan dingin khas pagi.

Setelah merasa cukup untuk membasuh diri, Felix berdiri genit di depan kaca merias wajah Cantiknya dengan balutan beberapa alat rias dengan tipis, memberikan kesan Cantik natural pada wajahnya yang memang sudah terlahir secara Sempurna.

Puas merias dan menatapi diri pada cermin besar di belakang pintu, Felix meraih tas kecil yang ia sampirkan pada bahu kursi depan meja. Memasukan beberapa barang yang berkemungkinan akan ia gunakan kedepannya, lalu membuka pintu kamar dan mulai menuruni tangga tangga rumah dengan senyum lebar yang setia menempel pada wajah.

Hebat sekali Lee Felix, belum genap Dua puluh Empat jam, namun suasana hatinya kini dapat berbalik sebesar 180 Derajat.

Pun saat ia mengendarai mobil, lagu lagu penuh makna kasmaran tanpa henti memenuhi seluruh ruang pada mobilnya, tidak lupa ikut bernyanyi penuh melodi melodi penuh Cinta.

Tidak butuh waktu lama, ia sampai pada tujuan pukul Enam pagi hari. Felix tidak langsung keluar dari mobil, ia lebih dulu tetap duduk pada kursi mudi dan meraih lensa bulat jarak jauhnya. Guna sebagai alat untuk mengamati Hwang Hyunjin yang kini baru saja menaikan diri dari kolam air, bersiap untuk basuh diri segera ke Sekolah.

Rasanya Felix ingin meneriaki nama Hyunjin, seraya memuji betapa tampan dan seksinya ia. Namun Felix masih mencintai tubuh sehatnya daripada harus dipukuli warga sekitar karena berisik di suasana Pagi hari.

Tidak lama setelah melihat Hyunjin menghilang dari pandangan mata, Lee Felix langsung beranikan diri keluar dari posisi mengemudi dan mobilnya. Melirik kearah kanan dan kiri dengan sangat was was agar Hyunjin tidak menyadari keberadaannya, persis bagai Maling yang hendak mencuri motor di Malam hari.

Langkahkan kaki mendekat pada kolam renang, Felix mencengkram erat celana cokelat yang ia pakai. Bagaimana tidak? Kini tidak jauh darinya, dapat terlihat dengan sangat jelas Hyunjin yang tengah basuh diri tanpa pakaian apapun.

Ulangi. Tanpa pakaian apapun.

Aduh kalau seperti ini mau tidak mau jiwa mesum Felix bangkit. Maka dengan gesit ia raih ponselnya dari dalam tas, membuka aplikasi kamera dan siap mengabadikan momen indah tersebut.

Hohoho, ini adalah Surga terindah Lee Felix.

Ckrek.

"Hey sialan, siapa itu!"

Ah bangsat. Bagaimana ini? Felix lupa mematikan sinar lampu flash pada kameranya.

Terkejut karena lagi lagi tertangkap basah menjadi penguntit, Felix spontan jatuhkan ponsel, apalagi saat Hyunjin mendekat dan mulai meneriaki namanya.

"Itu kau lagi Lee Felix?!"

Felix panik sekali. Kakinya gemetar mundur perlahan, Hyunjin benar benar terlihat sangat marah.

"Apalagi yang kau inginkan sih brengsek? Tidak bisakah kau hanya melupakanku dan pergi enyah dari kehidupanku yang tentram?"

Hyunjin berjalan semakin mendekat, dan Felix jalan semakin mundur. Lelaki Hwang itu terlihat sangat emosi, dan sudah pada batas kesabarannya. Dapat terlihat jelas dari urat urat leher yang menonjol, pun ia yang berniat untuk mencengkram kerah baju Felix sebelum,

BYURRR!

Ah Monyet, lagi lagi sial. Lee Felix lupa jika di belakangnya adalah kolam renang. Memang terkutuk sekali sekali hidupnya. Sudah tertangkap basah menjadi penguntit kesekian kalinya oleh Hyunjin, dimaki maki lelaki kencintaannya tersebut, dan sekarang ia malah tercebur pada kolam renang setinggi Dua meter.

Tapi ada yang lebih Monyet lagi, Lee Felix tidak bisa berenang.

[ 1 ] hyunlix : silly lee !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang