Felix terduduk gusar di tempatnya. Menoleh Kanan Kiri seperti anak hilang, sambil sekali kali membuka layar ponselnya melihat Jam.
Ini sudah terhitung Tiga puluh Menit sejak Hyunjin mengatakan untuk menunggu dirinya disini, saat lelaki yang lebih muda tersebut berlalu untuk membeli tiket film mereka.
Namun sampai sekarang, Hwang Hyunjin itu belum juga kembali menunjukan batang Hidung bangirnya.
Dalam Hati Felix merapal, apa antrean nya begitu ramai?
Merasakan perasaan yang tidak tenang, Felix bangkit dari duduknya. Memperluas pandangan, berusaha menangkap perawakan Hyunjin yang tidak juga kunjung di Mata.
Langkahkan kaki menjauh kearah tempat yang sebelumnya Hyunjin tujui, Felix semakin linglung saat melihat tempat tersebut sudah terlihat sepi. Hanya ada tidak lebih dari Lima orang yang kini tengah berbaris antre untuk membeli tiket.
Tidak mau merasa sesat di jalan, Felix beranikan diri untuk hampiri salah Satu Petugas disana, lalu dengan ragu mengeluarkan serta menunjukkan sesuatu pada layar ponselnya.
"Permisi Pak, saya ingin bertanya. Apa Bapak melihat Pria ini di sekitar sini?"
Tanya Felix sedikit merasa panik. Jari Telunjuknya ia bawa menyusuri layar ponsel, yang kini memperlihatkan foto Hyunjin yang tengah terpampang dengan jelas di sana.
Petugas itu merunduk, menyamakan sedikit tingginya dengan Felix, lalu setelahnya ia sedikit menyipitkan Mata. Memperhatikan seksama layar ponsel Felix dengan jarak yang lebih dekat, seolah tengah mengingat ingat sesuatu.
"Oh astaga, aku tau Pria ini! Sebelumnya ia sempat mengantre di Loket, namun belum sempat gilirannya, ia sudah pergi ke arah pintu keluar."
Jawab Petugas tersebut dengan senyum, tangan Kanannya ia bawa untuk memberi gesture arahan ke arah depan, tepat dimana pintu keluar itu berada.
Menukik alisnya bingung, Felix sedikit tenggelam pada lamunannya.
Apa itu, jadi Hyunjin belum membeli tiket dan malah pergi ke arah pintu keluar? Bukannya tadi lelaki Hwang tersebut yang meminta Felix untuk menunggu? Lalu kemana sekarang perginya Hyunjin? Apa ia berniat untuk membawa lari semua isi dompet Felix?
Sungguh, kalaupun semua itu benar benar terjadi, Felix tidak merasa keberatan atas sikap Hyunjin sama sekali.
Namun kini yang dapat Felix pikirkan adalah kekhawatirannya atas keadaan Hyunjin, seperti bagaimana cara lelaki itu pulang? Karena jelas saja, Hyunjin pergi ke tempat ini pun bersama dirinya.
Karena bagaimana pun itu, di sekitar tempat ini tidak ada yang namanya kendaraan umum, seperti apa yang selalu Hyunjin gunakan setiap hari.
Sebenarnya agak memungkinkan jika Hyunjin memesan Taksi secara online, namun jujur Felix merasa sedikit Ragu. Karena seingat Felix, ponsel Hyunjin kehabisan baterai sejak makan steak tadi.
Lagipula Hyunjin itu sedikit Introvert, mana mungkin ia berani meminjam ponsel orang lain hanya untuk memesan Taksi online.
"Ah begitu, lalu apa Bapak tau kemana perginya Pria ini?"
Tanya Felix pada Petugas di depannya kembali. Petugas itu sedikit memiringkan Kepalanya ke arah samping, kembali mengingat ingat sesuatu.
Dalam Hati Felix merapal dan memohon pada Tuhan, jikapun Hyunjin pergi membawa Harta Felix, setidaknya biarkan lelaki Hwang tersebut sampai di Rumah dengan selamat tanpa adanya Karma buruk.
"Kalau saya tidak salah lihat, tadi Pria ini pergi keluar menghampiri salah satu pekerja Wanita di Restoran cepat saji depan sana."
Jawab si Petugas, kembali beri gesture menunjuk pada salah satu Restoran cepat saji yang terpampang jelas pada dinding dinding kaca Bioskop.
Alis Felix semakin menukik tajam setelahnya. Merasa amat kebingungan atas jawaban yang Petugas tersebut berikan padanya. Ia merasa janggal.
Apa itu? Hyunjin menghampiri salah satu pekerja Wanita di Restoran cepat saji yang hanya berjarak beberapa puluh Meter di hadapannya ini? Siapa Wanita tersebut.
Pertanyaan demi pertanyaan semakin banyak bersarang pada Kepalanya. Tidak ingin berlama lagi, Felix langsung saja mengorek kantung celananya, beruntung ia masih menyimpan beberapa lembar uang di sana; Lalu dengan sedikit paksaan memberi satu uang pecahan uang Dua puluh ribu pada Petugas tadi sebagai rasa unjuk Terimakasih.
Setidaknya berkat Petugas tersebut Felix bisa tahu jelas kemana Hyunjin pergi.
Melangkahkan kaki dan mengedarkan pandangan pada Restoran cepat saji di hadapannya, Felix perlahan bawa langkah pendek untuk memasuki tempat tersebut dengan sedikit ragu.
Berbasa basi dengan memesan satu gelas minuman yang paling murah- ya tentu saja karena sisa uang yang hampir habis; Felix edarkan pandangannya ke seluruh sudut tempat tersebut, berusaha keras menemukan sosok Hyunjin disana.
Namun hasilnya Nihil, Hyunjin tidak ada di tempat ini.
Merasa frustasi, Felix jambak kecil rambut pirang Indahnya, menahan tangis yang kini sudah ada di ujung mata.
Lalu sesaat setelah pesanan miliknya dihidangkan, Felix dengan cepat langsung menarik ponselnya keluar dari kantung baju, menahan pergerakan Pelayan tersebut yang akan beranjak mengantarkan pesanan lain dengan pertanyaannya.
"Tunggu- apa kau melihat Pria ini?"
Harapan Felix langsung membucah saat mendapat balasan anggukan Kepala yang antusias disertai oleh senyuman lebar sang Pelayan.
Namun tidak beberapa lama setelahnya, senyum Felix kembali luntur, bersamaan dengan air mata yang kini keluar tanpa ijin banjiri wajah Cantiknya.
"Astaga, aku mengenal lelaki ini! Dia lelaki kaya yang baik dan Romantis. Tadi aku melihatnya pergi mengajak Kencan salah satu rekan kerjaku, Karina. Dia bahkan meneraktir semua pekerja di sini dengan kartunya. Bahkan lelaki ini juga membelikan temanku, Karina, sebuah Dress serta sepasang sendal yang Cantik dan mahal, hanya karena Karina tidak membawa pakaian apapun selain Seragam yang sudah bau keringat ini dari Rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 1 ] hyunlix : silly lee !
Short Story[ ON EDIT ! ] Lee Felix bukan tipe orang yang mudah menyerah dalam mendapatkan hal yang ia inginkan, termasuk memiliki Hwang Hyunjin. Si anak sekolahan yang merupakan Atlit renang, sekaligus Kapten Basket di sekolahnya. Namun apa daya, Hwang Hyunjin...